Direktur Keuangan Bumi Resources Andrew C Beckham mengatakan, proses restrukturisasi utang sedang dalam tahap finalisasi. Saat ini, dalam tahap principal agreement, sedang dilakukan permintaan izin dari shareholder dan tentunya dari para pemegang saham.
"Ada restrukturisasi utang, tapi kita butuh finalisasi. Tentunya kita minta restu dan izin dari pemegang saham," ucap Andrew, ketika ditemui di Avara Lounge, Epiwalk Epicentrum, Jakarta, Jumat (2/10/2015).
Per Agustus 2015, total keseluruhan utang yang harus dibayarkan mencapai sekitar USD3,98 miliar. Sampai dengan saat ini, perseroan masih menunggu keputusan kreditur atas pengajuan proposal restrukturisasi utang yang memiliki nilai sebesar USD1,37 miliar.
Sementara itu, Sekretaris Bumi Resources Dileep Srivastava menambahkan, tujuan manajeman masih tetap sama untuk mencari cara menghadapi pelemahan batu bara yang di luar kendali. Perseroan bakal menurunkan utang ke tingkat yang berkelanjutan guna menghindari risiko gagal bayar.
Ada beberapa opsi yang ditawarkan. Pertama, tetap dipertahankan USD1,2 miliar sebagai utang. Kedua, utang China Investment Corporation (CIC) dikonversi menjadi saham perseroan dan ekuitas tidak tercatat. Ketiga, menjamin peminjam dengan menawarkan proposal utang ditukar ekuitas berdasarkan kesepakatan valuasi.
"Keempat, Convertible Bond (CB) akan dikonversi menjadi obligasi wajib konversi. CB juga akan dikonversi menjadi ekuitas pada akhir tahun ke lima," ungkapnya.
Sebelumnya, dari total USD3,98 miliar, perseroan berencana mengkonversi utang itu menjadi saham BUMI sekitar USD2,05 miliar atau 51,6 persen dari estimasi utang yang belum dibayar. Utang itu termasuk pinjaman CIC sebesar USD150 juta. Sisanya sekitar USD1,2 miliar akan menjadi fasilitas bergaransi baru atau sekitar 30,1 persen dari estimasi utang yang belum dibayar.
Kemudian sisa USD730 juta akan dikonversi menjadi saham tertutup atau 18,3 persen dari estimasi utang yang belum dibayar. Sisa utang itu terdiri dari pinjaman CIC sebesar USD630 juta dan pinjaman Axis Bank sebesar USD100 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News