"Dampaknya terhadap kami kecil, proyek yang dilakukan tetap dominan lokal konten, pengerjaan jalan tol dominan semen dan meterial alam lokal," ujar Benny dalam paparan publik Investor Summit 2018 di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 28 Agustus 2018.
Lini bisnis lain yang juga digarap PP Presisi seperti erector juga tak akan mengalami kendala dalam penyediaan bahan baku meskipun sebagian material berasal impor, bahan baku utama tetap diperoleh dari dalam negeri. "Power plan material impor hanya sebagai erector saja, impact kebijakan tidak akan kami rasakan terlalu besar," ujarnya.
Perusahaan dengan kode PPRE ini menargetkan meraih pendapatan sebesar Rp4,9 triliun pada 2018. Target ini optimistis dapat tercapai lantaran pendapatan emiten konstruksi dinilai terus mengalami peningkatan menurut siklus yang terus berlanjut setiap tahun.
"Peningkatan pendapatan emiten konstruksi biasanya terjadi pada semester kedua setiap tahun, terutama di triwulan keempat," ujar Benny.
Benny memaparkan pendapatan perseroan pada paruh pertama 2018 tercatat sebesar Rp1,33 triliun. Nilai terebut sudah mencapai sekitar 27 persen dari total target pendapatan tahun ini. Perolehan itu pun dianggap wajar di industri konstruksi yang memiliki siklus kenaikan pendapatan pada triwulan keempat setiap tahun.
Segmen pendapatan yang berkontribusi paling besar ada pada pekerjaan sipil sebesar 76 persen sedangkan laba bersih bertumbuh 418 persen menjadi Rp146,13 miliar dari sebelumnya Rp28,17 miliar. Kinerja perusahaan pada semester dua pun diyakini bakal ikut terdongkrak naik. “Pencapaian kinerja keuangan yang sangat baik, tentu menguntungkan pemegang saham," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id