"Pemegang saham menyetujui melakukan right issue. Masa waktu sampai 12 bulan ke depan untuk menggalang dana lewat right issue. Tapi, kembali lagi sepanjang kondisi pasar memungkinkan," kata Direktur & Corporate Secretary BUKK Devindra Ratzarwin, ditemui di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (26/5/2016).
Meski begitu, Devindra enggan menyebutkan target dana yang didapatkan dari pasar modal, serta berapa persen saham yang akan dilepas lewat right issue.
Right issue, menurut Devindra, memang untuk struktur permodalan perseroan lebih kuat. Sehingga bisa mengembangkan bisnis bisa lebih leluasa, khususnya pendanaan untuk kontrak EPC dalam satu tahun ke depan.
"Komposisi kepemilikan sahamnya nanti akan menyesuaikan dengan kebutuhan dana, hanya saja Pemegang Saham Pengendali (PSP) meminta tidak sampai mengubah posisinya sebagai PSP," jelas Devindra.
Dana Investasi
Devindra mengatakan perseroan akan menggelontorkan dana belanja modal (capex) sebesar Rp335 miliar. Dana capex banyak didapatkan dari pinjaman perbankan yang sifatnya sindikasi. "Bank Ekspor Impor Indonesia atau Indonesia Eximbank yang akan mendanai, serta ada beberapa perbankan lainnya," tutur Devindra.
Sementara dari total Rp335 miliar, Devindra menguraikan, sebanyak Rp200 miliar untuk belanja operasional, sebanyak Rp75 miliar untuk pembangunan pembangkit listrik di Batang Merangin, Kerinci, Jambi, sebanyak Rp50 miliar untuk penyertaan dalam pembangun tol trans Jawa, sedangkan sisanya untuk akuisisi wilayah kerja pertambangan Feronikel di Sulawesi Tenggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News