Mengutip laporan keuangan perusahaan, Selasa, 17 September 2019, laba tersebut merosot akibat beban pokok yang meningkat. Tercatat per 30 Juni 2019 beban pokok pendapatan naik 13,3 persen dari Rp6,14 triliun menjadi Rp6,96 triliun.
Beban pokok pendapatan terbesar berasal dari jasa angkutan kereta yaitu Rp2,35 triliun, naik dari sebelumnya Rp2,18 triliun. Lalu beban jasa penambangan juga meningkat dari Rp1,35 triliun menjadi Rp1,58 triliun.
Meski demikian, pendapatan perusahaan tambang pelat merah tersebut masih mencatat kenaikan tipis 1,18 persen dari periode sebelumnya sebesar Rp10,49 triliun menjadi Rp10,64 triliun.
Pendapatan tersebut berasal dari pendapatan dari penjualan batu bara sebesar Rp10,44 triliun. Lalu pendapatan dari aktivitas seperti penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah dan inti sawit, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa sebesar Rp178,83 miliar.
Hingga 30 Juni 2019 total aset perusahaan sebesar Rp23,41 triliun dengan rincian liabilitas sebesar Rp7,16 triliun dan ekuitas Rp16,25 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News