Posisi laba yang turun, banyak diakibatkan dari pendapatan perseroan yang anjlok ke posisi Rp13,05 triliun di tahun lalu, bila dibanding posisi sebesar Rp16,30 triliun di 2014. Beban pokok pendapatan pun turun dari Rp11,35 triliun di 2014 menjadi Rp9,97 triliun di akhir 2014.
"Keuntungan dari pelemahan mata uang rupiah terhadap pendapatan perseroan yang terkait dengan mata uang dolar Amerika Serikat tidak mampu mengimbangi dampak kerugian yang timbul atas kewajiban moneternya dalam mata uang dolar AS (USD)," ungkap Presiden Direktur Astra International, Prijono Sugiarto, dalam siaran persnya, Jumat (26/2/2016).
Sementara itu, lanjut dia, beban umum dan administrasi menjadi sebesar Rp691,41 miliar, beban penjualan sebesar Rp537,53 miliar, biaya pendanaan Rp125,50 miliar, kerugian selisih kurs bersih Rp580,36 miliar, penghasilan bunga Rp27,77 miliar, bagian hasil bersih atas ventura bersama-sama Rp5 miliar, dan beban lain-lain bersih Rp4,54 miliar.
Saham perusahaan yang dimiliki Astra International atau Astra Group sebesar sebesar 79,7 persen ini mencatat harga rata-rata CPO mengalami penurunan sebesar 16 persen menjadi Rp6.971 per kg, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Untuk penjualan CPO menurun 24 persen menjadi satu juta ton, sedangkan penjualan olein meningkat 62 persen menjadi 412.000 ton," jelas dia.
Sedangkan posisi aset sepanjang 2015 mengalami peningkatan yang tajam menjadi Rp21,51 triliun, dari posisi aset periode sebelumnya sebesar Rp18,55 triliun. Adapun tingkat liabilitas dan ekuitas masing-masing menjadi Rp9,81 triliun dan Rp11,69 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id