Mengutip laporan keuangan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 2 Agustus 2017, hal itu tercermin dari laba perusahaan yang menjadi Rp6,05 triliun di Juni 2017, atau turun 1,46 persen dari posisi Rp6,14 triliun di semester I-2016.
Beban pokok penjualan perseroan pun turun menjadi Rp35,19 triliun per 30 Juni 2017, dari posisi sebesar Rp35,77 triliun di enam bulan pertama tahun lalu. Hal itu membuat laba kotor perseroan menjadi Rp11,39 triliun, atau menyusut tipis bila dibanding pencapaian Rp11,56 triliun di kuartal II-2016.
Tingkat beban penjualan perseroan sebesar Rp2,81 triliun, beban umum dan administrasi sbeesar Rp937,31 miliar, penghasilan lain-lain sebesar Rp27,97 miliar, beban lain-lain sebesar Rp54,90 miliar, penghasilan keuangan Rp410,36 miliar, biaya keuangan Rp12,92 miliar, dan bagian atas hasil bersih entitas asosiasi sebesar Rp8,31 miliar.
Dengan kondisi tersebut, laba sebelum pajak penghasilan tergerus menjadi Rp8,01 triliun. Padahal enam bulan pertama tahun lalu masih mencapai Rp8,17 triliun.
Beban pajak penghasilan perseroan sebesar Rp1,96 triliun di semester I-2017. Angka itu mengalami peningkatan bila dibanding Rp2,02 triliun di kuartal II-2017. Alhasil, laba periode berjalan perseroan menjadi Rp6,05 triliun, atau menurun dari posisi Rp6,14 triliun di semester I-2016.
Jumlah aset perseroan turun tipis menjadi Rp41,28 triliun di 30 Juni 2017, dari posisi akhir Desember 2016 sebesar Rp42,50 triliun. Di mana posisi liabilitas dan ekuitas masing-masing sebesar Rp13,63 triliun dan Rp27,65 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News