Gedung Kementerian BUMN. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro)
Gedung Kementerian BUMN. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro)

BUMN Tambang bakal Lebih Ekspansif Tahun Ini

30 Januari 2018 16:20
Jakarta: Holding BUMN Tambang akan bergerak lebih ekspansif tahun ini. Hal itu terlihat dari lonjakan alokasi belanja modal BUMN pertambangan pada 2018 akan mencapai Rp16,79 triliun atau tumbuh 185,86 persen dibandingkan 2017 yang Rp5,89 triliun.
 
"Secara umum, rencana investasi keempat BUMN pertambangan melonjak signifikan," kata Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno seperti dikutip dari Antara, saat rapat dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Senin, 29 Januari 2018.
 
Keempat BUMN pertambangan itu ialah PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, PT Inalum (Persero). Menurut Harry, alokasi anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) itu sesuai rencana kerja setiap perusahaan.

Ia menjelaskan, capex Aneka Tambang (Antam) pada 2018 mencapai Rp3,2 triliun atau naik dari sebelumnya Rp1,39 triliun dan Bukit Asam sebesar Rp6,5 triliun atau meningkat dari sebelumnya hanya Rp1,796 triliun.
 
Selanjutnya capex Timah sebesar Rp2,65 triliun dari sebelumnya Rp1,614 triliun dan Inalum sebesar Rp4,362 triliun dari Rp1,087 triliun. Dana alokasi capex Antam terbesar dialokasikan untuk proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, sedangkan Timah berinvestasi untuk memperbesar kapasitas pabrik.
 
Lalu, Bukit Asam untuk pengembangan gedung/properti, sedangkan Inalum terbesar digunakan untuk pengembangan bisnis melalui perusahaan patungan.
 
Harry menuturkan selama 2017, total laba bersih keempat BUMN pertambangan diperkirakan mencapai Rp6,044 triliun, terdiri atas laba bersih Inalum Rp1,017 triliun, Timah Rp506 miliar, PTBA Rp4,392 triliun, dan Antam Rp129 miliar.
 
Harry juga menjelaskan, total aset BUMN pertambangan pada 2017 diperkirakan mencapai Rp92,473 triliun, naik dari total aset 2014 sebesar Rp60,17 triliun.
 
Dirut Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pembentukan holding tambang bisa meningkatkan kapasitas usaha dan pendanaan.
 
"Begitu juga pengelolaan sumber daya alam mineral dan batu bara, peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi dan meningkatkan kandungan lokal, serta efisiensi biaya dari sinergi yang dilakukan," ujar Budi. (Media Indonesia)
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan