Demikian pula dengan pendapatan bersih yang tumbuh sebesar 2,9 persen menjadi Rp23,8 triliun dari kinerja periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp23,1 triliun.
"Ini didorong oleh harga yang lebih tinggi di berbagai merek dalam portofolio," ujar Direktur Utama Mindaugas Trumpaitis di kantornya, Jakarta, Kamis, 9 Mei 2019.
Kinerja pada kuartal I-2019 melanjutkan capaian pada 2018. Mindaugas mengatakan perusaan mampu mempertahankan posisinya di industri rokok dengan pangsa pasar 33 persen dan volume penjualan tahunan sebanyak 101,4 miliar unit sehingga meraih pendapatan bersih pada tahun lalu sebesar Rp106,7 triliun.
Mindaugas merinci pangsa pasar Sampoerna mencakup 30,2 persen dalam segmen sigaret kretek mesin, 60,9 persen dalam segmen sigaret putih mesin, dan 37,7 persen dalam segmen sigaret kretek tangan.
Emiten berkode HMSP ini juga mengumumkan rencana pembagian dividen dari hasil keuntungan tahun buku 2018 senilai Rp13,63 triliun. Adapun dividen yang dibagikan adalah Rp117,2 per saham.
Mindaugas menjelaskan besaran dividen lebih tinggi dari laba bersih 2018 sebesar Rp13,53 triliun. "Alasannya, perseroan memasukkan laba ditahan dari tahun sebelumnya," terangnya.
Pada kesempatan yang sama Mindaugas mengumumkan penambahan jumlah anggota Sampoerna Retail Community (SRC) menjadi 105 ribu peritel tradisional di Indonesia. Dia bilang hal ini menjadi salah satu pendorong kinerja Sampoerna.
"Langkah kami ke depan dalam kemitraan ini adalah menciptakan peluang digital bagi para anggota SRC untuk mengembangkan bisnis melalui platform daring," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News