"Butuh perjuangan besar, tak hanya dari industri reksa dana saja, kita juga butuh bantuan dari sektor keuangan lainnya untuk menyosialisasikan ini," jelas dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Dia mengatakan, berbagai tantangan tersebut salah satunya menyosialisasikan produk reksa dana ke masyarakat luas. Dia pun mengharapkan agar pagelaran pekan reksa dana tak hanya dilakukan di Jakarta saja tetapi juga di daerah lainnya.
"Kalau bisa jangan di Jakarta saja, tetapi di kota besar lainnya seperti Surabaya, Medan, dan kota-kota lainnya," ujar dia singkat.
Mengenai penjualan produk reksa dana, tambah dia, dibutuhkan banyak agen karena Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah memberikan keleluasaan bagi manajer investasi untuk memasarkan produknya di tempat umum seperti di minimarket, supermarket, dan beberapa tempat lainnya.
Keleluasaan ini harus didukung dengan peran sekolah reksa dana yang sudah digagas Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) dalam mencetak agen penjual berkualitas.
"Bagus memang bisa menjual produk reksa dana, namun sekali lagi ini butuh banyak agen dan kerja keras buat mencapainya," pungkasnya.
Seperti diketahui, APRDI menargetkan pada 2019 total reksa dana bisa mencapai lima juta investor. Jumlah itu sangat jauh dengan data investor reksa dana yang baru mencapai 260 ribu pada 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News