Manajemen TPS Food saat melakukan paparan publik. (FOTO: MTVN/Dian Ihsan Siregar)
Manajemen TPS Food saat melakukan paparan publik. (FOTO: MTVN/Dian Ihsan Siregar)

AISA Kaget Sahamnya Terjun Bebas 56% ke Rp905/Saham

Dian Ihsan Siregar • 25 Juli 2017 13:25
medcom.id, Jakarta: Manajemen PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) atau TPS Food mengaku kaget ketika harga sahamnya‎ jatuh tajam ke level Rp905 per saham atau setara 56 persen, akibat kasus yang menimpa anak usahanya PT Indo Beras Unggul (IBU).
 
Sebelum adanya permasalahan tersebut, saham AISA masih bertengger di posisi Rp1.605 per saham. Bahkan, penurunan saham ini membuat perseroan terkena auto rejection hingga dua kali.
 
"Saya lihat harga saham ke Rp905 per saham, saya kaget tapi kemudian naik lagi ke Rp1.000-an tidak berapa lama dari kejadian itu," ujar ‎Finance Coordinator TPS Food Sjambiri Lioe‎, ditemui saat public expose perseroan di Gedung BEI, SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa 25 Juli 2017.

Saham perseroan, jelasnya, sebesar 53 persen dimiliki oleh publik, dari porsi tersebut, sekitar 40 persen dimiliki oleh investor asing. ‎Tapi, kebanyakan datang dari investor institusi. Sehingga, investor tidak hanya melihat kasus ini sebagai salah satu faktor untuk melepas sahamnya ke publik.
 
"Institusi melihat kasus kita tidak semata-mata lihat kejadian terus buang. Institusi melihat masalah ini ada jalan keluar. Sehingga tidak panik," tegas dia.
 


 
Perseroan, bilang Sjambiri, akan selalu berupaya transparan kepada semua stakeholders. Makanya, salah satu cara terbuka kepada publik dengan menggelar acara konferensi pers ke media pada hari ini. ‎
 
"Upaya kita, hari ini juga permintaan bursa untuk berikan penjelasan ke investor, bankir dan analis. Ini untuk stabilisasi harga saham kita. Tentu orang liat beda-beda dari masalah ini," pungkas Sjambiri.
 
Diberitakan sebelumnya, masalah yang sedang dihadapi oleh Tiga Pilar Sejahtera Food sangat rumit. Karena, saham perusahaan telah mengalami auto reject dua kali sejak kasus yang menimpa anak usahanya, yakni PT Indo Beras Unggul (IBU). Sebagaimana diketahui, IBU diduga menjual beras subsidi dengan harga premium.
 
Auto reject adalah penolakan secara otomatis oleh Jakarta Automatic Trading System (JATS) terhadap penawaran jual dan permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS sebagai akibat dilampauinya batasan harga yang ditetapkan oleh Bursa Efek.
 
"Memang hal ini cukup rumit. Tapi, mudah-mudahan bisa kita lewati. Saya tadi pagi lihat saham jatuh, jadi auto reject kedua kalinya," ‎sebut Sjambiri.‎
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan