"Contact center yang baik menentukan value perusahaan dan trust (kepercayaan) masyarakat untuk menggunakan layanan. Trust penting untuk inklusi keuangan. No trust no transaction," ujar Tirta saat meresmikan Forum Contact Center (FCC) di Annex Building, Jakarta, Senin, 25 November 2019.
Tirta melanjutkan keberadaan contact center sudah semakin maju, tidak hanya sebagai call center tetapi juga sebagai benefit center yang menghasilkan profit.
"Ada selling point dan semua info ada di situ. Enggak hanya menanggapi keluhan konsumen," tuturnya.
Ke depan, OJK berharap dibentuknya FCC sebagai layanan satu pintu pengaduan seputar layanan keuangan bisa memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap konsumen.
"Saya berharap ini jadi problem solver untuk kita semua," tandasnya.
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menargetkan inklusi keuangan hingga akhir 2019 mencapai 75 persen. Artinya, ditargetkan sebanyak 75 persen masyarakat Indonesia bisa mengakses produk-produk keuangan.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan berdasarkan survei inklusi keuangan sudah yang sudah tercapai sebanyak 56 persen, sedangkan yang terlayani ada lebih dari 70 persen.
"Targetnya yang terlayani itu ada 75 persen. Tinggal sedikit lagi," ujar Iskandar, belum ini.
Untuk meningkatkan inklusi keuangan dan pelayanannya, kata Iskandar, pemerintah juga berencana menggandeng perusahaan financial technology (fintech).
"Saat ini ada lima juta agen fintech di Indonesia yang bisa diberdayakan untuk menjangkau kelompok-kelompok masyarakat yang selama ini belum terhubung dengan layanan keuangan formal, seperti wanita, petani, dan masyarakat berpenghasilan rendah," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News