Pada saat penawaran perdana, saham perseroan meningkat 375 poin. Adapun dari penjualan 100 juta saham kepada publik, KEJU memperoleh tambahan dana segar sebesar Rp75 miliar.
Bersamaan dengan penawaran umum perdana saham, perseroan juga menerbitkan saham baru dalam rangka pelaksanaan Obligasi Konversi Wajib sejumlah 200 juta saham biasa.
"Kami percaya dengan menjadi public listed yang transparan dan akuntabel. Perusahaan diharapkan bisa semakin bertumbuh ke depan seiring prospek bisnis di industri makanan dan minuman," ujar Direktur Utama Mulia Boga Raya Sanjaya Rusli di Gedung BEI, Jakarta, Senin, 25 November 2019.
Pada pelaksanaan IPO KEJU, perseroan menunjuk lembaga dan profesi penunjang pasar modal, termasuk penjamin pelaksanaan emisi efek yakni PT Lotus Andalan Sekuritas.
Pada kesempatan yang sama, Direktur PT Lotus Andalan Sekuritas Wientoro Prasetyo mengatakan secara historis kinerja keuangan, KEJU telah menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan selama tiga tahun terakhir.
"Hal ini dibuktikan dengan kinerja operasional keuangan dalam tiga tahun terakhir, dengan total pendapatan usaha dan laba komprehensif mangalami pertumbuhan majemuk rata-rata per tahun 8,11 persen dan 35,48 persen," kata Wientoro.
Lebih lanjut berdasarkan riset perseroan, saat ini hanya ada beberapa merek keju di Indonesia yang mana Prochiz memiliki pangsa pasar sekitar 20 persen.
"Dalam 10 tahun terakhir pasar keju terus berkembang, yang dibuktikan oleh produksi dan penjualan produk perseroan terus meningkat, juga seiring dengan berkembangnya industri restoran," pungkas Rusli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News