Ilustrasi RS Siloam. (FOTO: MI/Palce Amalo)
Ilustrasi RS Siloam. (FOTO: MI/Palce Amalo)

Akuisisi Properti Rp834,6 Miliar, LPCK Tunggu Persetujuan Pemegang Saham

Ade Hapsari Lestarini • 09 Desember 2017 18:20
Jakarta: PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengungkapkan bahwa First REIT (FIRT) dan Lippo Mall Indonesia Retail Trust (LMRT) akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu, 20 Desember 2017.
 
Perseroan akan meminta persetujuan dari para pemegang units atas akuisisi bersama Lippo Plaza Jogya (LPJ) dan Siloam Hospitals Yogyakarta (SHYG) dengan total senilai SGD88,1 juta (Rp834,6 miliar).
 
"SHYG telah beroperasi penuh sejak Juli 2017 dan sekarang kembali on track untuk dijual ke REITs. Penyelesaian akuisisi atas dua properti Yogya pada akhir 2017 ini akan memberikan kontribusi yang baik terhadap pendapatan dan laba LPKR di 2017," ungkap Presiden Direktur LPKR Ketut Budi Wijaya, dalam siaran persnya, Sabtu, 9 Desember 2017.

Properti ini terletak di Jalan Laksda Adi Sucipto Nomor 32-34, Yogyakarta, terdiri dari bangunan bertingkat 10 (termasuk satu ruang bawah tanah dan satu lantai mezzanine) yang pada awalnya dibangun pada 2005, dibangun di atas tanah seluas 13.715 m2, sebagaimana tercantum dalam Sertifikat Hak Guna Bangunannya.
 
Properti ini memiliki area parkir kendaraan yang bertingkat dan dapat menampung 752 mobil dan 875 sepeda motor, serta terdapat helipad di atas atap.
 
SHYG memiliki GFA 12.474 m2 dengan kapasitas maksimum 220 tempat tidur dan mulai beroperasi di bawah merek Siloam Hospitals pada Juli 2017 dengan Centers of Excellence untuk Neuroscience dan Kardiologi.
 
Pekerjaan konstruksi fisik  dan pembangunan kembali SHYG selesai pada 2015. LPJ memiliki GFA 66.098 m2 (terdiri dari 35.965 m2 untuk mal dan 30.133 m2 untuk area parkir) dengan beragam penyewa di antaranya bioskop, toko-toko penjaja makanan dan hypermarket.
 
LPJ telah direnovasi pada 2013 sampai dengan 2015 dan telah kembali beroperasi pada Juni 2015. Fitch Rating telah menegaskan kembali kredit rating LPKR ke BB- dengan outlook stabil. Penegasan tersebut mencerminkan kinerja LPKR yang membaik, dengan peningkatan pra penjualan menjadi Rp5,4 triliun selama sembilan bulan 2017 dari Rp1,2 triliun di 2016.
 
Rating LPKR tersebut didukung oleh arus kas pendapatan recurring yang sehat dan berkesinambungan yang berasal dari bisnis rumah sakit, mal, hotel serta bisnis pengelolaan properti, yang menghasilkan EBITDAR recurring lebih dari 1,2x biaya bunga konsolidasi serta biaya sewa operasional.
 
"Hal ini mengurangi risiko finansial pada saat terjadi perlambatan penjualan properti. LPKR memiliki akses ke pasar modal yang kuat atas kemampuannya untuk menjual properti yang telah mapan ke REIT Singapura yang disponsorinya -suatu cara pembiayaan unik bagi perusahaan dibanding perusahaan lain sejenis," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan