Total itu merupakan jumlah SID terkonsolidasi yang terdiri dari investor pemilik saham, surat utang, reksa dana, surat berharga negara (SBN) dan efek lain yang tercatat di KSEI.
Dari total tersebut, menurut Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi mengatakan, masih banyak didominasi oleh investor saham. Tapi, sayangnya investor yang aktif masih sekitar 10 persen sampai 12 persen.
"Mungkin sekitar 10-12 persen yang benar-benar aktif trading harian," ujar Friderica, ditemui di Gedung BEI, SCBD Sudirman, Jakarta, Senin 12 Juni 2017.
Dari data KSEI yang ada, bilang dia, jumlah investor pemilik saham, obligasi atau efek bersifat utang sebesar 580.685. Sedangkan untuk investor reksadana sebesar 523.309. Selain itu persebaran jumlah investor juga masih belum merata.
Mayoritas SID, lanjut dia, masih berasal dari Pulau Jawa dan sebagian besar masih berkumpul di Jakarta. "Dominasinya masih sekitar 75 persen di Pulau Jawa dan 30 persennya di DKI Jakarta," jelas Friderica.
Meski begitu, lanjut Kiki sapaan akrabnya Friderica, bahwa pertumbuhan jumlah SID yang semakin masif disebabkan implementasi Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu (S-INVEST) di Agustus 2016 dan ditunjuknya KSEI sebagai SID Generator untuk investor Surat Berharga Negara pada Oktober 2016.
Sejak saat itu, Kiki menambahkan, mampu meningkatkan jumlah investor pasar modal hingga 2 kali lipat.
"Jadi kalau dulu nasabah reksadana ada berapa kan kita enggak pernah tahu, secara nomor tunggalnya berapa sih. Setelah ada S-INVEST yang benar-benar SID tunggal berapa, kalau dikira-kira 400an ribu yang reksadana," pungkas Kiki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News