Direktur Utama Ginting Jaya Energi Jimmy Hidayat mengatakan PT Pertamina (Persero) membutuhkan 50 rig untuk memproduksi minyak di blok minyak terbesar di Indonesia. Melihat potensi itu, perusahaan membidik bisa memenuhi kebutuhan rig-rig tersebut.
"Kira-kira 50 rig di Blok Rokan, nanti 10 sampai 12 rig dari kita," kata Jimmy di Ballroom, Pacific Place, Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2019.
Ia menjelaskan perusahaan sudah bertahun-tahun berperan dalam pengadaan dan pengoperasian rig di lapangan-lapangan migas milik Pertamina. Perusahaan pun berharap dapat melanjutkan kembali kerja sama dengan Pertamina tersebut di Blok Rokan.
Direktur Ginting Jaya Energi Welly Sugiarto menambahkan saat ini perusahaan mempuyai sembilan rig workover dan well services yang telah beroperasi di Pertamina EP.
Welly menyebutkan sebagian rig tersebut beroperasi di Pertamina EP Asset 1 dan Pertamina EP 2 seperti Ramba Field, Lirik Field, dan Rantau Field. Lalu Prabumulih Field, Pendopo Field, dan Adera Field.
"Posisi sekarang sembilan rig bekerja semua di Pertamina. Kami bekerja di Pertamina EP Asset 1 dan 2," jelas Welly.
Lebih lanjut, Welly menyinggung mengenai aksi penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) yang akan dilakukan perusahaan. Ia mengatakan, perusahaan menawarkan 750 juta saham atau sekitar 30,29 persen dari modal yang dikeluarkan dan disetor perseroan dengan kisaran RpRp375-Rp450 per saham
Dari aksi IPO itu, perusahaan membidik dana segar mencapai Rp337,5 miliar dengan melepas saham. Sebagian besar dari dana itu diproyeksikan untuk membeli tujuh rig tambahan sehingga jumlah rig yang dimiliki perusahaan menjadi 16 rig.
"Tapi nanti 2023 kita berestimasi punya 23 rig. Selisihnya itu akan kita beli dari cash flow yang break even point dari rig-rig lama," kata Welly. Dari jumlah rig tersebut, perusahaan memproyeksikan mendapatkan tender pengadaan rig untuk Blok Rokan yang akan dioperasikan Pertamina mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News