Direktur Utama Adira Finance Wiily Suwandi Dharma. (FOTO: MTVN/Angga Bratadharma)
Direktur Utama Adira Finance Wiily Suwandi Dharma. (FOTO: MTVN/Angga Bratadharma)

Adira Finance Catat Laba Bersih Rp593 Miliar di Semester I-2016

Angga Bratadharma • 02 Agustus 2016 19:02
medcom.id, Jakarta: PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (Adira Finance) mencatat laba bersih sebesar Rp593 miliar atau mengalami pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp198 miliar. Adira Finance berharap pencapaian ini bisa terus terjadi di masa mendatang.
 
Direktur Utama Adira Finance Wiily Suwandi Dharma mengatakan, secara umum, perekonomian nasional menunjukkan tanda-tanda kestabilan di tengah berbagai tekanan eksternal dan perlambatan dalam beberapa tahun terakhir. Diperkirkaan perbaikan ini terus terjadi seiring reformasi kebijakan.
 
"Kami membukukan laba bersih sebesar Rp593 miliar, naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp198 miliar," ungkap Willy, di Pastis Kitchen & Bar, Aston Kuningan Suites, Jakarta, Selasa (2/8/2016).

Sementara itu, sampai semester I-2016, Adira Finance mampu menjaga penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp14,9 triliun. Sedangkan sampai akhir 2016, Adira Finance menargetkan penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp30 triliun sampai dengan Rp32 triliun.
 
"Tentunya dengan memperhatikan perkembangan pasar terkini. Adapun laba ini mengalami kenaikan karena ada beberapa komponen seperti revenue yang naik," tuturnya.
 
Secara umum, lanjutnya, kenaikan laba bersih terjadi karena Adira Finance berhasil membukukan kenaikan pada total pendapatan operasional sebesar 13 persen menjadi Rp2,8 triliun. Selain itu, Adira Finance berhasil menurunkan beban operasional sebesar enam persen menjadi Rp1,4 triliun.
 
Penurunan, masih kata Willy, juga didorong oleh turunnya beban bunga dan keuangan dari pendanaan sendiri sebesar 15 persen menjadi Rp965 miliar dari sebelumnya Rp1,1 triliun di semester I-2015. Tentu Adira Finance terus memperbaiki diri agar bisa tumbuh secara maksimal di masa mendatang.
 
"Itu terjadi karena strategi mendiversifikasi sumber pendanaan untuk memperoleh biaya pendanaan atau cost of fund yang paling optimal," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan