Bukalapak didirikan tahun 2011 untuk memberdayakan usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia dengan menjual produk mereka secara online.
Sutanto mengungkapkan kesamaan visi dan misi untuk mengembangkan bisnis lokal tersebut menjadi alasan utama pihaknya memilih Bukalapak sebagai mitra. "Kami memberi fresh cash money untuk pengembangan Bukalapak, tapi untuk urusan manajemen dan pelaksanaan kami tidak ikut campur," tuturnya.
Namun dia menolak mengungkapkan jumlah dana yang diinvestasikan untuk salah satu online marketplace terbesar di Indonesia itu.
CEO Bukalapak Achmad Zaky mengungkapkan bahwa pasar e-commerce di Indonesia adalah salah satu pasar yang paling cepat pertumbuhannya di dunia. "Bukalapak sendiri merupakan merupakan salah satu situs e-commerce paling cepat berkembang di Asia Tenggara dengan pertumbuhan penjualan per bulan lebih dari 20 persen dan total 163.000 merchants," tukasnya.
Dia menjelaskan bahwa pada 2014 total nilai transaksi Bukalapak mencapai Rp1 triliun dengan rata-rata pengunjung 10 juta orang per bulan. "Dengan adanya kerja sama investasi dari EMTEK ini kami menargetkan jumlah tersebut akan tumbuh hingga delapan kali lipat baik dari nilai transaksi, jumlah pengguna (merchant), dan jumlah pengunjung," katanya.
Achmad yakin melalui investasi dari EMTEK Group senilai ratusan miliar tersebut, dia dan tim manajemennya akan mampu menumbuhkan sektor UKM dan memberdayakan toko-toko lokal untuk menjual produk mereka dalam skala
nasional bahkan global. "Kami akan memfasilitasi berbagai macam jenis usaha ritel Indonesia baik itu telepon seluler, elektronik, fesyen, dan segala barang yang sifatnya mudah dikirimkan kepada para konsumen dari Sabang sampai Merauke," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News