"Bunga BI rate sudah bertahan lama dan saya rasa kalau bunga bisa merangkak turun itu juga bisa jadi stimulus (positif bagi pergerakan pasar modal)," kata Direktur Utama PT Sucorinvest Central Gani Nicolaos Oentoeng, di Gedung BEI, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (7/1/2016).
Dirinya menilai, BI selama ini selalu mematok penurunan BI rate ketika inflasi terkendali atau sesuai dengan target yaitu 4 plus minus 1 persen. Padahal, sejauh ini realisasi inflasi sudah sesuai target meski BI masih mengantisipasi kemungkinan gejolak di situasi global yang akan menekan laju nilai tukar rupiah.
"Kalau tahun ini negatif surprises lebih sedikit maka rupiah itu akan semakin stabil. Dengan ada kestabilan rupiah baru saya lihat BI rate ada potensi untuk turun. Karena inflasi akan terkendali, harga komoditas juga makin tertekan jadi saya pikir ada ekspektasi (penurunan) 25 hingga 50 basis poin itu sudah lumayan bagus untuk ekonomi kita," jelas dia.
Selain penurunan suku bunga, masih kata Nicolaos, eksekusi daripada stimulus yang diberikan pemerintah perlu direalisasikan. Stimulus tersebut di antaranya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur atau akusisi lahan.
Sementara itu, tekanan yang ada di pasar modal sejak tahun lalu diprediksi akan mengalami penurunan. Oleh karenanya, setelah mengalami tekanan yang negatif maka tahun ini pasar modal akan mengalami tekanan yang positif.
"Ini siklus tahun ini lemah kita banyak supply banyak inventory, invetory lama-lama turun muncul kebalikannya. Karena menurut kami ini adalah kelemahan yang bersifat siklus, bersifat strukturalnya tidak terlalu banyak," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id