Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat (USD) sempat berada di posisi 98,1 tadi malam dari level sebelumnya 97,6. Penguatan indeks USD tersebut seiring keputusan the Fed untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan. Jelang rilis data ekonomi AS yang diperkirakan tetap tumbuh kuat di triwulan keempat 2019, diramal USD akan kembali menguat.
"Rupiah kemungkinan melemah akibat penguatan indeks USD tersebut yang akan berpengaruh terhadap pelemahan pasar saham dan obligasi. Rupiah kemungkinan melemah ke level Rp13.635 hingga Rp13.650 per USD," sebut Analis Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail, seperti dikutip dari riset hariannya, di Jakarta, Kamis, 30 Januari 2020.
Sementara itu, kurs dolar Amerika Serikat sedikit berubah terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB). Hal itu terjadi setelah Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah.
Indeks USD, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,01 persen menjadi 98,0070 pada pukul 15.00 waktu setempat. Di akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,1020 dari USD1,1017 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi USD1,3022 dari USD1,3007 pada sesi sebelumnya.
Dolar Australia naik menjadi USD0,6760 dibandingkan dengan USD0,6751. Dolar AS dibeli 109,05 yen Jepang, lebih rendah dibandingkan dengan 109,14 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS tidak berubah mendekati 0,9731 franc Swiss dari 0,9731 franc Swiss, dan menguat menjadi 1,3192 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3169 dolar Kanada.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk mempertahankan kisaran target suku bunga acuan pada 1,5 hingga 1,75 persen. "(FOMC) menilai sikap saat ini dari kebijakan moneter sesuai untuk mendukung ekspansi berkelanjutan kegiatan ekonomi, kondisi pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi kembali ke tujuan simetris Komite dua persen," kata Fed.
The Fed mencatat bahwa kegiatan ekonomi AS telah meningkat pada tingkat moderat sejak pertemuan terakhir pada Desember dengan pengeluaran rumah tangga meningkat pada kecepatan sedang, sementara investasi, bisnis dan ekspor tetap lemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News