Laba yang susut enam persen berdampak besar bagi posisi pendapatan per September 2016. Pendapatan turun empat persen, dari Rp138,17 triliun menjadi Rp132,17 triliun per kuartal III-2016.
Dalam rilis yang diterbitkan Senin, 31 Oktober 2016, Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto mengatakan, kinerja grup di tahun ini diharapkan sejalan dengan terus membaiknya kinerja bisnis otomotif, bersamaan dengan beberapa peningkatan kinerja di bisnis agribisnis serta sedikit pulihnya bisnis alat berat dan pertambangan, walaupun masih ada kekhawatiran terhadap tingkat kredit bermasalah di Bank Permata.
"Kami mengalami penurunan pendapatan bersih di sektor alat berat dan pertambangan serta agribisnis, sementara kontribusi pendapatan bersih dari Toyota sales operation juga berkurang setelah restrukturisasi model distribusi dua tingkat berlaku efektif pada awal tahun ini," ucap Prijono dalam siaran persnya, Senin (31/10/2016).
Laba bersih Grup Astra selama sembilan bulan pertama memang mengalami penurunan, walaupun begitu terjadi kenaikan keuntungan pada sektor otomotif dari peluncuran produk baru.
Penurunan ini disebabkan oleh pelemahan harga komoditas yang berpengaruh negatif terhap sektor alat berat dan kontraktor penambangan serta kenaikan pada provisi kerugian atas pinjaman yang diberikan pada PT Bank Permata Tbk yang berujung terhadap menurunnya kontribusi dari sektor bisnis jasa keuangan.
Laba bersih dari Grup bisnis otomotif naik 12 persen menjadi Rp5,9 triliun. Secara keseluruhan laba otomotif dari peluncuran model baru yang turut berdampak pada positif terhadap marjin. Penjualan mobil secara nasional meningkat sebesar 2 persen menjadi 783 ribu unit.
Tingkat laba jasa keuangan Grup menurun sebesar 31 persen menjadi Rp2,1 triliun. Kenaikan laba bersih PT Federal International Finance (FIF) dan PT Toyota Astra Financial Services (TAFS) diimbangi oleh penurunan kontribusi dari sektor bisnis jasa keuangan lainnya, terutamanya Permata Bank yang mencatat kerugian akibat peningkatan signifikan pada kerugian atas pinjaman yang diberikan.
Laba bersih dari segmen alat berat dan pertambangan menurun sebesar 43 persen menjadi Rp1,9 triliun. PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5 persen sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan laba bersih sebesar Rp3,1 triliun, turun 44 persen. Akibat turunnya pendapatan bersih bisnis alat berat dan kontraktor pertambangan, terutamanya disebabkan oleh rendahnya harga batu bara.
"Laba bersih dari segmen agribisnis menjadi Rp913 miliar, dari sebelumnya diperiode yang sama 2015 sebesar Rp116 miliar," jelas Prijono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id