Untuk meraih target penjualan tahun ini, perseroan berencana memproduksi dan membeli batu bara dari pihak lain. Masing-masing terdiri dari produksi sendiri sebesar 24,07 juta ton, dan pembelian batu bara yang akan dilakukan oleh anak usaha sebanyak 3,03 juta ton.
"Dalam meningkatkan penjualan dan produksi, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyatakan komitmennya untuk mengangkut batu bara Bukit Asam dari lokasi tambang sebesar 21,70 juta ton, masing-masing 18 juta ton menuju Pelabuhan Tarahan di Bandar Lampung dan 3,7 juta ton menuju Dermaga Kertapati di Palembang," ujar Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin, ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bukit Asam di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Kamis 20 April 2017.
Selain mengejar ketercapaian target operasional di 2017, Bukit Asam tetap pada komitmennya untuk melaksanakan efisiensi secara terus menerus di semua lini, dengan memberikan penekanan dalam supply chain system mulai dari sistem operasional penambangan, dan sistem penanganan batu bara (coal handling system) di pelabuhan.
Bisnis Pembangkit Listrik
Tak hanya produksi batu bara, perseroan akan mengarah ke sektor pembangkit listrik. Bisnis listrik akan menjadi tumpuan perseroan di masa mendatang. Dengan cadangan batu bara yang ada, kata Arviyan, cukup untuk membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebanyak 5 ribu megawatt (mw).
"Pengembangan PLTU salah satu harapan kita ke depan. Dengan cadangan deposit, kita mampu mengembangkan sampai 5.000 mw. Terus terang masa depan PTBA di pembangkit. Proyek terbesar yang akan dibangun PTBA adalah PLTU Sumsel 8 kapasitas 2 x 660 mw. Pembangkit mulut tambang ini bakal mulai dibangun pada 2021," tutup Arviyan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News