"Kita melihat Single Investor Identification (SID) setiap investor kan punya semacam KTP di reksa dana, jadi itu jumlahnya 530.615. Kalau dibandingkan dengan 2015, ada 247.982. Jadi peningkatannya kira-kira 114 persen," kata Direktur Pengelolaan Investasi OJK Sujanto, ditemui di Gedung BEI, SCBD Sudirman, Jakarta, Jumat 28 Juli 2017.
Sejauh ini, tambah dia, investor banyak yang lebih memilih berinvestasi di reksa dana saham. Berdasarkan data total dana kelolan atau Assets Under Management (AUM) tercatat mencapai Rp387 triliun di 25 Juli 2017. Jika dibandingkan dengan kurun waktu tujuh tahun terakhir, angka itu naik 152 persen dari posisi Rp153 triliun.
Adapun dari total itu, reksa dana saham mencapai Rp108 triliun, pasar uang mencapai Rp50 triliun. "Kalau mixed Rp24,3 triliun, fixed income itu Rp83,8 triliun, terproteksi itu Rp90,7 triliun, index Rp1 triliun dan syariah Rp18 triliun," jelas dia.
Kinerja saham yang baik, kata dia, akan sangat berpengaruh besar terhadap reksa dana saham. Apalagi, reksa dana tetap disesuaikan dengan pendapatan obligasi maupun efek pendapatan tetap surat utang yang ada di reksa dana.
"Tergantung masing-masing, kalau kinerja saham di bursa bagus, otomatis akan mengerek reksa dana saham," pungkas Sujanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News