Data BEI menunjukkan di pasar modal Indonesia sudah ada 343 saham syariah, 160 reksa dana syariah, satu ETF syariah, 68 sukuk korporasi, dan 29 sukuk pemerintah yang tersedia untuk diperjualbelikan. Dari sisi return, indeks saham syariah Indonesia tercatat paling tinggi daripada tempat lain yakni mencapai 28,1 persen.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan dari sisi suplai produk, bursa syariah akan memiliki suplai memadai. Adapun dari sisi investor, jumlahnya juga akan cukup tinggi seiring bertambahnya minat investor ke produk syariah.
"Karena itu, saya rasa sudah layak bila Indonesia memiliki bursa efek syariah sendiri," tutur Tito seusai mengunjungi Dubai Financial Market (DFM) di Dubai, Uni Emirat Arab, akhir pekan ini.
Namun, Tito mengatakan usulan pembentukan bursa syariah harus dari pasar. Pihaknya hanya membantu dalam hal penyediaan akses penggunaan teknologi perdagangan dan administrasi.
"Saat ini yang ingin ada bursa syariah di Indonesia datang dari Ketua Umum Kadin Indonesia (Rosan Roeslani). Kita tunggu perkembangannya."
Yang jelas, bila Indonesia memiliki bursa efek berbasis syariah akan mendapatkan dua hal. Pertama, semakin banyak pilihan bagi investor. Kedua, mampu menarik investor asing masuk lantaran masih banyak dana investor tersedia di pasar internasional.
Deputi Head of Operation Division DFM Khalifa Ahmed Rabba menambahkan bursa syariah tak hanya menarik bagi investor muslim. Investor nonmuslim pun tertarik pada produk investasi syariah.
"Kami banyak bertemu dengan investor Australia, Selandia Baru, dan negara lainnya yang tertarik dengan syariah. Mereka ingin belajar dan berinvestasi di syariah."
Indonesia, kata Ahmed, sebagai negara yang berpenduduk muslim terbesar sudah memiliki pangsa pasar besar, tinggal mengembangkan pasar bagi investor nonmuslim yang tertarik pada syariah.
Tawarkan Hub Bersama
DFM ialah bursa syariah yang memiliki pertumbuhan aset cukup pesat di dunia. Meskipun baru beroperasi pada 2013, pada akhir 2016 nilai kapitalisasi pasarnya sudah mencapai USD203 miliar. Tito menilai ada potensi besar dari investor Timur Tengah, terutama Dubai.
Saat ini efek terbesar mereka ada pada reksa dana. Produk berupa efek saham masih terbatas. "Mereka terkesan pada tingkat return saham syariah di BEI. Amat potensial bila mereka ditawari efek saham syariah."
Menurut Tito, bila bursa syariah di Indonesia nantinya terbentuk akan tercipta hub internasional bersama bursa syariah Indonesia dan Dubai.
"Ini akan bergerak bersama untuk membesarkan bursa efek syariah secara bersama-sama sehingga menjadi rujukan bagi dunia," tutup Tito. (Media Indonesia)
Laporan Raja Suhud dari Dubai, Uni Emirat Arab
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id