"Kami tagetkan laba 2018 mencapai Rp390 miliar atau minimal tumbuh di atas 30 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya," kata Direktur Utama Wika Gedung Nariman Prasetyo, ketika ditemui Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis, 30 November 2017.
Nuriman optimistis target tersebut dapat tercapai mengingat kontrak baru dan kontrak lama WIKA Gedung mencapai Rp16 triliun di tahun depan. Hingga Oktober 2017, kontak baru perusahaan dengan kode emiten WEGE ini mencapai Rp6,2 triliun.
"Kami optimistis target tahun depan karena kami punya backdrop 2017 dan ada kontrak baru yang kami sasar kurang lebih di kisaran Rp16 triliun," imbuh dia.
Selain itu, Wijaya Karya Beton juga menargetkan pendapatan tumbuh sebanyak 30 persen pada 2018 dengan nilai Rp5,17 triliun. Sementara tahun ini pendapatan perseroan mencapai Rp3,98 triliun. "Kami targetkan 30 persen atau Rp5,17 triliun," imbuh dia.
Sebelumnya Anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini resmi melepas sebagian sahamnya ke publik melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). WIKA Gedung menjadi emiten ke-30 yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 2017.
Perusahaan yang tercatat dengan kode saham WEGE ini melepas 2,87 miliar lembar saham baru atau setara dengan 30 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor. Total ini turun dari rencana awal sebanyak 4,467 miliar saham atau setara 40 persen setelah IPO. Dengan demikian, perusahan akan mengumpulkan dana segar sebesar Rp832,8 miliar dari IPO tersebut.
Adapun pada pencatatan perdana, saham WEGE naik 10 poin (3,45 persen) ke level 300. Saham WEGE ditransaksikan sebanyak dua kali dengan volume sebanyak 168 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp4,97 juta. Selang beberapa detik kemudian, saham WEGE turun 2 poin (0,69 persen) ke level 288.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News