"Kami masih bersikap hati-hati terhadap prospek bisnis mendatang, namun dengan didukung kemampuan perseroan menghasilkan kas yang baik serta neraca keuangan yang kuat, Astra International terus berinvestasi bagi masa depan, dan siap memanfaatkan peluang," ungkap Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto, dalam siaran persnya, Kamis (25/2/2016).
Tidak hanya itu, pendapatan bersih Grup Astra pun turun sembilan persen menjadi Rp184,2 triliun di 2015. Sedangkan di 2014, tercatat posisi pendapatan Rp201,70 triliun. Penurunan pendapatan banyak disebabkan oleh penurunan di segmen otomotif, alat berat, dan pertambangan, serta agribisnis.
"Sepanjang 2015, perseroan menghadapi pelemahan harga komoditas dan penurunan konsumsi domestik, sekaligus meningkatnya kompetisi dari sektor penjualan mobil, dan merosotnya kualitas kredit korporasi yang mengakibatkan penurunan kontribusi di semua segmen kecuali teknologi informasi," tutur Prijono.
Sekadar diketahui, Grup Astra meliputi enam bisnis yakni otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, logistik dan lainnya, serta teknologi informasi. Untuk otomotif, berkontribusi Rp7,5 triliun, dan jasa keuangan mencapai Rp3,6 triliun.
Selain itu, alat berat berkontribusi menjadi Rp2,3 triliun, agribisnis menjadi Rp493 miliar, infrastruktur, logistik, dan lainnya membukukan Rp406 miliar, sisanya teknologi informasi menghasilkan laba Rp204 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id