"Pertumbuhan pendapatan sewa berjangka naik 281 persen untuk semua segmen dan laba kotor naik 24 persen. Target pertumbuhan pendapatan di 2019 sebesar 20 sampai 25 persen dan laba bersih 15 hingga 20 persen," kata Sekretaris Perusahaan PSSI Imelda Agustina Kiagoes dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 13 Desember 2019.
Sementara itu, total dividen tunai sebesar USD4,2 juta dengan Rp12 per saham atau 30 persen dari laba bersih 2018. Dividen tunai dibagikan di Juni 2019 sebesar Rp7 per saham, sedangkan dividen interim dibagikan di November 2018 sebesar Rp5 per saham.
"Pertumbuhan aset meningkat 27 persen per 30 November 2019 menjadi USD140,1 juta. Sebanyak 4 MV dibeli di 2019 menambah total menjadi 6 MV, telah meningkatkan kapasitas pengangkutan sampai dengan delapan kali lipat per 30 November 2019 menjadi 234k dead weight ton dari 31k," urai Imelda.
Dia mengatakan sebanyak 2 MV telah mendapatkan komitmen pendapatan sewa berjangka selama lima tahun untuk mengangkut bijih nikel dan batu bara. Pembelian MV terakhir akan diserahterimakan di Desember 2019, juga telah mendapatkan komitmen sewa berjangka. Pembelian dua tongkang dan satu kapal tunda di kuartal IV-2019 menambah ke-38 set TNB yang ada.
Imelda menyebutkan aset-aset armada baru yang dibeli di 2019 akan beroperasi penuh di 2020. PSSI berencana untuk mengalokasikan sebesar USD30 juta belanja modal (capex) di 2020 untuk pembelian beberapa set TNB, floating crane atau MV.
"PSSI berkomitmen untuk melayani basis pelanggan yang lebih besar dan mengeksplorasi potensi pasar logistik baru di Indonesia dimana pemerintah banyak meningkatkan infrastruktur berbasis maritim seperti pembangunan pelabuhan-pelabuhan baru, meningkatnya industri pengolahan mineral, dan tambahan fasilitas pembangkit listrik dari PLN," terang dia.
Menurut Imelda, katalis utama pertumbuhan pendapatan di 2020 didukung kenaikan harga komoditas terutama batu bara. Selanjutnya peraturan pemerintah terkait hukum beyond cabotage dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia untuk ekspor dan beroperasi di perairan Indonesia.
"Kemudian peningkatan konsumsi batu bara domestik dengan selesainya proyek pembangkit listrik, serta perekonomian domestik dan situasi politik yang lebih stabil," ungkap dia.
Adapun rasio pembayaran (payout ratio) di 2018 sebesar 30 persen, perseroan berkomitmen untuk mempertahankan rasio pembayaran antara 30 hingga 50 persen. Laba per saham per 30 November 2019 sebesar Rp27 dan price to earnings ratio sebesar 6,6 kali.
"PSSI menargetkan pertumbuhan pendapatan organik di 2020 sebesar 20 hingga 25 persen dengan target pendapatan sewa berjangka meningkat di atas 100 persen. Dengan arus kas yang kuat dan strategi optimalisasi aset, pertumbuhan laba bersih ditargetkan meningkat minimal 15 persen," tutup Imelda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News