Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan revisi target IHSG sudah mempertimbangkan nilai laba per saham (earning per share/EPS) pada semester I.
"Melihat perkembangan laba bersih pertumbuhannya di semester 1. Jadi kuartal-1 pertumbuhannya agak rendah di single digit dan bulan Juni juga melambat sedikit makanya kita ada revisi," kata Adrian di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin, 9 September 2019.
Ia membeberkan laba bersih emiten sepanjang semester I-2019 masih berada di bawah perkiraan pasar sehingga pertumbuhan EPS belum mencapai perkiraan 12 persen secara year on year (YoY).
Lebih lanjut, kata Adrian, hingga akhir belum ada katalis yang mampu mendongkrak IHSG sangat signifikan. Pasalnya, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok masih menghantui.
Selain itu, sentimen dari harga komoditas juga akan menerpa pergerakan IHSG. Harga komoditas masih akan berflutuasi karena dampak dari perang dagang.
"Kalau kita lihat di second half, katalis growth-nya tidak cukup banyak," sebut dia.
Dia menilai kondisi perekonomian Indonesia dinilai masih akan menolong gerak IHSG supaya tidak terlalu tertekan. Ia menyebut, kondisi perekonomian Indonesia akan tertolong dari konsumsi domestik.
"Kita out perform terhadap negara lain sebenarnya karena indonesia lebih insulated, lebih terproteksi karena ekonominya domestic economy," tukas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News