IHSG. MI/PANCA SYURKANI.
IHSG. MI/PANCA SYURKANI.

Peringkat S&P Tanda Pasar Modal Diliputi Gangguan Jangka Pendek

Arif Wicaksono • 06 Juni 2016 14:21
medcom.id, Jakarta : Standard & Poor’s memutuskan untuk tetap menjaga peringkat utang Indonesia pada BB+. Hal ini berbeda dengan beberapa ekspektasi bahwa S&P akan mengikuti dua lembaga pemeringkat lain (Moody’s dan Fitch) untuk meningkatkan peringkat Indonesia ke layak investasi (investment grade).
 
Kepala Riset Mandiri Sekuritas John Rachmat menuturkan  hal itu menyiratkan adanya sentimen gangguan terhadap pasar modal dalam jangka pandek. Dia berpendapat bahwa risiko yang besar dari potensi tax amnesty terhadap raihan RAPBNP 2016 dan perekonomian global menciptakan hal itu.
 
"No action dari S&P tersebut hanyalah faktor baru dari perkembangan saat ini dan kami menduga dampaknya di pasar modal akan pendek," tutur dia Senin (6/6/2016).

Dia melihat pemeringkat rating tersebut melihat beberapa peristiwa global seperti ketakutan terhadap penerbitan surat utang China mulai membuat saat ini menjadi semakin menghantui yang tampak dari penurunan indeks saham China sebesar 17 hingga 18 persen secara year to date.
 
Sentimen selanjutnya adalah adanya voting mengenai brexit. Pada 23 Juni, Inggris akan memutuskan untuk tetap atau keluar dari Zona Euro. Keputusan Brexit akan menimbulkan dampak negatif yang masif di pasar modal di seluruh dunia.
 

Peringkat S&P Tanda Pasar Modal Diliputi Gangguan Jangka Pendek
data bursa efek Tiongkok Sumber : CNN Money 
 

"Lebih banyak pendapat yang menyatakan Inggris akan tetap bergabung di dalam EU, menurut kami, tetapi kami dapat melihat bahwa pasar bereaksi semakin dekat dengan keputusannya," jelas Jhon.
 
Dia juga memprediksi rapat dewan gubernur bank sentral akan mengadakan pertemuan pada 14-15 Juni, dan diprediksi tidak ada perubahan pada Fed Fund Rate pada bulan ini karena tingginya risiko global.
 
"Meskipun demikian kami merekomendasi investor untuk tetap Underweight pada pasar saham Indonesia untuk menghadapi risiko tersebut," pungkasnya.
 
Direktur Investa Saran Mandiri  Hans Kwee melihat bahwa investor melihat persoalan lain selain untuk masuk dalam pasar modal indonesia. Dia mengatakan yang akan dinanti adalah tax amnesty, sehingga pemeringkat dari S&P tak banyak memengaruhi pasar modal indonesia.
 
"Kalau itu jadi, dana asing akan banyak masuk ke Indonesia," kata Hans.
 
Kepala BKPM Franky Sibarani mengungkapkan, lembaga pemeringkat tersebut mengakui upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk melakukan reformasi struktural di antaranya pemotongan subsidi dan perbaikan layanan perizinan investasi melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
 
Namun demikian, Franky menyayangkan peringkat rating yang ditetapkan oleh S&P belum memenuhi investment grade atau layak investasi seperti dua lembaga pemeringkat lainnya yakni Moody’s dan Fitch Rating yang telah menempatkan Indonesia dalam posisi investment grade.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan