Mengutip laporan keuangan yang dipublikasikan dalam keterbukaan informasi, Rabu, 26 Februari 2020 terkoreksinya laba perseroan dikarenakan naiknya beban pokok penjualan.
Tercatat, beban pokok penjualan sepanjang 2019 sebesar Rp1,42 triliun, meningkat 4,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,36 triliun.
Sepanjang 2019, perusahaan berkode emiten MBLI ini mencatat biaya produksi sebesar Rp1,41 triliun atau lebih tinggi dari biaya produksi pada tahun sebelumnya yang hanya Rp1,38 triliun. Sementara itu, penjualan bersih perusahaan sepanjang 2019 tercatat Rp3,71 triliun pada 2019, atau naik 3,83 persen dari 2018 sebesar Rp3,57 triliun.
Presiden Direktur Multi Bintang Indonesia Murk Hidde Spits mengatakan peningkatan penjualan tersebut didorong oleh peningkatan penjualan minuman, alkohol maupun non-alkohol milik perseroan.
Penjualan minuman beralkohol sepanjang 2019 tercatat sebesar Rp3,27 triliun, meningkat 2,51 persen dari 2018 sebesar Rp3,19 triliun. Sedangkan minuman non-alkohol milik perseroan sebesar Rp440 miliar, meningkat 14,5 persen dibandingkan 2018 yang hanya sebesar Rp384 miliar.
Hingga 2019, jumlah aset perseroan tercatat meningkat 0,24 persen menjadi sebesar Rp2,89 triliun. Dengan rincian jumlah liabilitas sebesar Rp1,75 triliun dan jumlah ekuitas perseroan sebesar Rp1,14 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News