Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen memaparkan total aset keuangan syariah Indonesia, termasuk saham syariah, per akhir Desember 2018, sudah mencapai Rp4.956 triliun atau mencapai 33,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
"Sebagian besar aset keuangan syariah di Indonesia disumbang oleh sektor pasar modal syariah. Ini menunjukkan bahwa industri keuangan syariah khususnya pasar modal, termasuk salah satu sektor yang berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Hoesen di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 1 April 2019.
Sementara untuk nilai kapitalisasi saham syariah, lanjut Hoesen, tumbuh sebesar 24 persen dari Rp2.947 triliun pada 2014 menjadi Rp3.667 triliun pada 2018.
Pada periode yang sama nilai aktiva bersih reksa dana syariah tumbuh lebih dari 200 persen, nilai outstanding sukuk korporasi tumbuh sebesar 210 persen, dan nilai sukuk negara tumbuh sebesar 214 persen.
Lebih lanjut, investor saham yang menggunakan sistem online trading syariah (SOTS) telah meningkat sebesar 263 persen dalam tiga tahun terakhir. Begitu juga dengan investor yang bertransaksi reksa dana syariah dan sukuk korporasi masing-masing meningkat sebesar 85 persen dan 51 persen.
"Perkembangan positif ini antara lain didorong oleh semakin meningkatnya kepercayaan investor terhadap industri pasar modal syariah, terlihat dari pertambahan investor yang melakukan transaksi instrumen pasar modal syariah setiap tahunnya terus bertambah," pungkas Hoesen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id