"Mungkin industri-industri yang tidak ada hubungannya sama batu bara, seperti kapal, CPO, company, tidak harus company batu bara," ucap Sudarto di Gedung BEI, Senayan, Jakarta, Rabu 22 Maret 2017.
Dia menuturkan, rencana ini menyusul harga batu bara yang cenderung fluktuatif sehingga PT Bukit Asam merasa perlu melakukan ekspansi ke sektor lain.
"Butuh size up di perusahaan. Kalau hanya menggunakan batu bara mungkin, tapi saya tidak bisa lompat. Mungkin lima tahun ke depan meningkat,'' ungkapnya.
Untuk kerja sama, perseroan akan menyasar perusahaan domestik dengan regulasi off shore. Sidarto menyebut, pihaknya sudah mencapai kesepakatan finansial dengan beberapa perusahaan.
"Termasuk power plant dan perusahaan CPO, pokoknya sektornya itu yang tadi," tambahnya.
Adapun target pertumbuhan aset dari perluasan bisnis tersebut diprediksi setengah dari aset PT Bukit Asam sebesar Rp18 triliun. "Mungkin setengah dari aset, depends on," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News