Presiden Direktur & Chief Executive Officer ADRO Garibaldi Thohir. (FOTO: ANTARA/Andika Wahyu)
Presiden Direktur & Chief Executive Officer ADRO Garibaldi Thohir. (FOTO: ANTARA/Andika Wahyu)

Adaro Energy Cetak Pendapatan USD3,2 Miliar

Ade Hapsari Lestarini • 07 Maret 2018 10:25
Jakarta: PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatat pendapatan usaha bersih meningkat 29 persen di sepanjang 2017 menjadi USD3,258 miliar dari sebelumnya sebesar USD2,524 miliar.
 
"2017 merupakan tahun yang baik untuk Adaro Energy seiring 25 tahun operasinya dengan pencapaian kinerja yang solid berkat disiplin biaya yang tinggi dan keunggulan operasional serta dukungan sektor batu bara yang semakin baik," tutur Presiden Direktur & Chief Executive Officer ADRO Garibaldi Thohir dalam siaran persnya, Rabu, 7 Maret 2018.
 
Divisi pertambangan dan perdagangan batu bara perseroan menyumbang 93 persen pendapatan usaha seiring pengembangan yang berkelanjutan terhadap bisnis non-batu bara. Pada semester I-2017, produksi batu bara perseroan mencapai 51,79 metrik ton (Mt) sementara penjualan batu bara mencapai 51,82 Mt, yang berasal dari seluruh tambang operasional.

Selanjutnya laba inti perseroan yakni laba yang tidak termasuk komponen akuntansi nonoperasional, naik 62 persen secara year on yaer (yo-y) menjadi USD646 juta dari sebelumnya sebesar USD398 juta.
 
Selain itu EBITDA operasional naik 47 persen menjadi USD1,315 miliar atau melebihi panduan EBITDA operasional yang ditetapkan pada kisaran USD900 juta sampai USD1,1 miliar.
 
"Hal ini karena kenaikan harga jual rata-rata dan fokus perusahaan yang konsisten terhadap disiplin biaya di sepanjang rantai pasokan batu bara," jelas dia.
 
Dia menambahkan untuk beban pokok pendapatan terpantau naik 15 persen menjadi USD2,1 miliar dari sebelumnya USD1,8 miliar. Kenaikan beban ini disebabkan oleh kenaikan biaya penambangan akibat nisbah kupas, kenaikan harga bahan bakar minyak, serta kenaikan pembayaran royalti kepada Pemerintah Indonesia.
 
"Pada 2017, Adaro Energy melakukan lindung nilai untuk sekitar 40 persen dari kebutuhan bahan bakar untuk tahun tersebut pada harga yang lebih rendah daripada anggaran demi memitigasi risiko yang terkait dengan fluktuasi harga minyak, sementara pada saat ini perusahaan juga telah melakukan lindung nilai terhadap sekitar 20 persen dari kebutuhan bahan bakar 2018, juga pada
harga yang lebih rendah daripada anggaran," tambah dia.
 
Selain itu total aset sebesar USD6,814 miliar lebih tinggi empat persen dibandingkan tahun sebelumnya. Aset lancar naik 24 persen menjadi USD1,979 miliar, yang terutama diakibatkan oleh kenaikan saldo kas. Aset nonlancar turun dua persen menjadi USD4,835 miliar.
 
Di sisi lain pada 2017, perseroan melakukan pembayaran utang sebesar USD129 juta, sehingga jumlah utang bank berkurang lima persen dibandingkan tahun lalu menjadi USD1,292 miliar.
 
"Adaro Energy mencapai posisi kas bersih pada 2017 dengan dukungan arus kas operasional yang lebih tinggi dan belanja modal yang strategis," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan