Menurut Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto mengatakan SDM merupakan aspek utama dalam pengembangan usaha perawatan pesawat (MRO).
"SDM itu vital, kalau ada ekspansi perusahaan salah satunya harus ditopang oleh SDM. Kita harus mempersiapkan berapa kebutuhan untuk lima tahun, bagaiman dan dari mana, salah satunya untuk go public, ini vital," katanya, usai perjanjian kerja bersama manajemen dan karyawan di Hanggar 4 GMF, Tangerang, seperti dikutip dari Antara, Selasa 1 Agustus 2017.
Untuk itu, salah satu langkah yang dilakukan GMF, yaitu memperbarui perjanjian kerja bersama antara Manajemen GMF dengan Serikat Pekerja GMF (GMF Employee Club). Hal itu merupakan suatu kesepakatan kerja yang dirumuskan bersama dan dievaluasi secara berkala guna menjaga hubungan baik dengan karyawannya.
Perjanjian yang ditandatangani oleh Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto dan Ketua Umum Serikat Pekerja GMF GEC Makhrus itu disaksikan oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (PIH dan Jamsos) Haiyani Rumondang.
Penandatanganan ini juga turut dihadiri oleh Jajaran Direksi dan Vice President GMF, Pengurus Serikat Pekerja GMF, Direktur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Kementrian Ketenagakerjaan RI John Saragih, Kepala Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Banten Al Hamidi, dan Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang M Rakhmansyah.
Iwan mengatakan bahwa salah satu nilai perusahaan yaitu Concern For People menjadi landasan manajemen untuk terus memberikan perhatian lebih terhadap seluruh karyawan.
"Menjaga hubungan baik dengan karyawan menjadi salah satu fokus kami dalam menjalankan perusahaan. Hal ini terukur dengan pencapaian tingkat turn over GMF dalam Employee Effectiveness Survey yang kurang dari satu persen di 2016," jelas dia.
Selain itu, survei tersebut juga mengukur tingkat kepuasan pegawai terhadap perusahaan yang meningkat dari 71 persen pada 2015 menjadi 74,5 persen di 2017. Di samping menjaga hubungan baik antara manajemen dengan serikat pekerja, Iwan melaksanakan pihaknya melaksanakan peraturan yang ditetapkan pemerintah khususnya di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
"Sejak 2013, GMF telah fokus dalam pengelolaan SMK3 dengan membentuk organisasi khusus yang mengelola Keselamatan dan Kesehatan Kerja, telah diaudit oleh Badan Sertifikasi SMK3 dan OHSAS 18001:2007 pada November 2014 dan dinyatakan berhasil dalam penerapannya dengan nilai sangat baik atau dalam kategori bendera emas," tambah Iwan.
Di samping itu, tambah dia, peningkatan terus berjalan dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di GMF guna mencapai Nihil Kecelakaan (Zero Accident) pada 2017. "GMF telah mencapai jam kerja aman sampai dengan 27 juta jam kerja aman sejak Oktober 2015," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama Iwan juga menjelaskan mengenai prospek ketenagakerjaan industri aviasi khususnya Maintenance, Repair & Overhaul (MRO) yang menjanjikan di tengah perkembangan industri ini di dalam negeri.
"Sebagai perusahaan MRO kelas dunia, GMF terus mencetak teknisi-teknisi perawatan pesawat terbang bersertifikasi dan memiliki kualifikasi kelas dunia demi menjaga kualitas agar dapat terus bersaing dengan perusahaan serupa di dunia," katanya.
Iwan menambahkan dengan berkembangnya bisnis GMF di mana GMF akan memiliki footprint internasional di beberapa negara, mutlak dibutuhkan kesiapan SDM yang bukan hanya kompeten di bidangnya namun berdaya saing tinggi.
"Kami berkomitmen terus membangun budaya kerja yang kondusif dan menjalankan program-program ketenagakerjaan yang nantinya bisa mencetak para pemimpin global. Kami membutuhkan dukungan dari pemerintah agar dapat terus menghasilkan anak bangsa yang memiliki mutu dan kualitas tingkat dunia," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News