Akibatnya, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan . Terbukti hingga pada sesi satu perdagangan saham indeks merosot ke level 4.459, atau turun 77,86 poin (1,7 persen).
"Serangan teror itu memicu terjadinya penjualan karena panik panic selling sehingga IHSG yang menutup sesi pertama pada level 4.459, atau turun 1,72 persen dari penutupan kemarin pada level 4.537," ujar Research Analyst Reliance Securities Robertus Yanuar Hardy, dalam keterangan risetnya, Kamis (14/1/2016).
Robertus menekankan, dampak lebih lanjut terhadap pasar masih belum dapat diperkirakan mengingat terakhir kalinya terjadi serangan terror di ibukota adalah pada 2009 di JW Marriott dan Ritz Carlton, serta di Vihara Kebon Jeruk pada 2013.
"Kedua peristiwa tersebut tidak berdampak signifikan terhadap pasar karena kepercayaan investor masih terjaga oleh positifnya pertumbuhan ekonomi dan harga komoditas yang tinggi. Namun, tidak demikian halnya dengan tahun ini, dimana kedua faktor tersebut sedang mengalami penurunan," tegas Robertus.
Dengan melihat aksi jual masih terjadi di sesi satu hari ini, dia memandang, maka investor masih harus waspada terhadap kemungkinan penurunan lebih lanjut, di mana support terdekat IHSG berada pada 4.459.
"Ada gap yang terdapat pada level 4.409," cetus Robertus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id