Selain itu, perseroan juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 7,9 persen dari Rp45,2 triliun pada 2017 menjadi Rp48,7 triliun pada 2018.
"Semakin membaiknya kinerja perseroan dari waktu ke waktu merupakan bukti bahwa Waskita Karya sebagai agen pembangunan yang senantiasa memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholders," kata SVP Corporate Secretary Waskita Karya Shastia Hadiarti dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis, 28 Februari 2019.
Pada 2018, jelasnya, kinerja perseroan terus mengalami perbaikan karena telah menerima pembayaran atas proyek dan dana talangan tanah sebesar Rp36,75 triliun. Pembayaran proyek tersebut diterima atas pembayaran proyek Jalan Tol Batang-Semaang sebesar Rp5,75 triliun.
Kemudian, proyek Light Rail Transit (LRT) Palembang sebesar Rp3,9 triliun, proyek Tol Pasuruan-Probolinggo sebesar Rp2,1 triliun, proyek Tol Salatiga-Kartasura sebesar Rp2 triliun, proyek ruas Tol Terbanggi BesariKayu Agung (porsi Tol Semarang-Batang) senilai Rp1,96 triliun, penerimaan proyek lainnya sebesar Rp18,23 triliun, serta adanya pengembalian dana talangan tanah sebesar Rp2,8 triliun.
Menurut Shastia, raihan Waskita Karya dibarengi juga dengan produktivitas perusahaan di mana sepanjang 2018 perseroan telah menyelesaikan beberapa proyek infrastruktur seperti proyek LRT Sumatera Selatan, proyek kereta api Bandara Soekarno-Hatta, Bendungan Raknamo Nusa Tenggara Timur, proyek Jalan Tol Pejagan-Pemalang Seksi 3 dan 4.
Kemudian, proyek Jalan Tol Pemalang-Batang, proyek Jalan Tol Batang-Semarang, proyek Tol Salatiga-Kartasura, proyek Jalan Tol Solo-Ngawi, proyek Jalan Tol Ngawi-Kertosono, proyek Bandar Udara Ahmad Yani Semarang, proyek Bandar Udara Kertajati, dan proyek runway Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda.
"Sebagai bentuk komitmen Waskita Karya mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik dan profesional, maka dalam melaksanakan pekerjaan Waskita Karya selalu mengedepankan aspek quality, health, safety, dan environment dalam mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan standar operasional bermutu tinggi berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News