Perusahaan berkode emiten BABA itu akan merebut pasar yang kini saat ini dikuasai Amazon dan Ebay. Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (19/9/2014), Alibaba menawarkan 320 juta lembar saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) dengan harga 13 persen terhadap total saham kepemilikan.
Saham perdana itu ditawarkan di harga USD68 atau setara Rp816 ribu per lembarnya. Artinya, perseroan yang dimiliki oleh Jack Ma itu akan menghimpun dana segar sebanyak USD21,8 miliar (Rp261,6 triliun). Dengan nilai tersebut, Alibaba menjadi emiten ketiga dengan raihan dana IPO terbesar, setelah Agricultural Bank of China Ltd's yang meraih USD22,1 miliar pada 2010, dan ICBC yang memperoleh USD22 miliar di 2006.
Pada harga saham itu, Alibaba menjadi emiten ritel online berkapitalisasi pasar terbesar dengan nilai USD167,6 miliar, membenamkan pesaingnya asal 'Negeri Paman Sam', Amazon yang kini berada di level USD150,2 miliar menggunakan harga saham penutupan hari ini.
"Ini (dana IPO) dapat meningkatkan kekuatan finansial perusahaan untuk ekspansi ke pasar Amerka Serikat dan lainnya. Sebab kami ingin membawa perseroan (Alibaba) sekelas dengan of Facebook and Google," ujar Presiden Direktur ChannelAdvisor, perusahaan penyedia perangkat lunak e-commerce, Scot Wingo.
Berdasarkan survei yang dilakukan Reuters, 88 persen warga AS belum familiar dengan Alibaba. Padahal di 'Negeri Tirai Bambu', perseroan memiliki pangsa pasar 80 persen dari total penjualan online.
Namun, hal itu tidak menyurutkan antusiasme investor untuk mengoleksi saham dari perusahaan yang didirikan pada 1999 itu. Bahkan, sejumlah lembaga keuangan dunia mau memborong dengan nilai USD1 miliar.
"Investor tertarik untuk membeli karena melihat pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan berkembang sektor internet di sana," ungkap Jerry Jordan, manajer Jordan Opportunity Fund.
Di samping itu, perseroan juga membukukan kinerja positif. BABA saat ini menangani lebih banyak transaksi dibanding gabungan transaksi Amazon dan eBay. Pendapatan perusahaan asal 'Negeri Lampion' melonjak 46 persen, menjadi USD2,15 miliar.
Laba operasi perusahaan naik menjadi USD1,1 miliar di kuartal II-2014, lebih tinggi dibanding laba gabungan Amazon dan Ebay pada periode yang sama.
"Banyak investor melaporkan kesulitan dalam mendapatkan penuh saham Alibaba. Kami saja hanya dapat memesan 5000 lembar saham. Mereka alami oversubscribed (kelebihan permintaan)," tukas Presiden Maple Capital Management, John Boland.
Menurut Boland, jika penjamin emisi atau underwriter melaksanakan opsi untuk menjual saham lebih banyak, maka Alibaba akan menghimpun pundi-pundi lebih besar. Diketahui, Allibaba membuka peluang untuk meningkatkan jumlah saham perdananya hingga 48 juta lembar saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News