Mengutip laporannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (25/2/2015), pendapatan perseroan yang turun berdampak pada laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp324,07 miliar di tahun lalu, atau turun 20,17 persen, dari posisi laba Rp405,98 miliar di 2013.
Laba bersih per saham perseroan turun menjadi Rp171,91 per lembar saham, dari posisi sebesar Rp225,38 per saham di 2013. Laba sebelum pajak perseroan juga turun sebesar 16,77 persen ke Rp594,55 miliar di 2014, dari posisi sebesar Rp714,36 miliar di 2013.
Adapun laba usaha perseroan menjadi Rp738,27 miliar di tahun lalu, atau turun 10,26 persen dari posisi sebesar Rp822,70 miliar di 2013. Beban pokok pendapatan perseroan menjadi Rp7,65 triliun di 2014, atau turun 11,15 persen dari posisi sebesar Rp8,61 triliun.
Tingkat liabilitas perseroan menjadi Rp8,71 triliun, atau naik 6,60 persen dari posisi liabilitas sebesar Rp8,17 triliun di 2013. Ekuitas perseroan jadi Rp1,75 triliun di tahun lalu, atau naik 12,90 persen dari posisi Rp1,55 triliun di 2013.
Sementara itu, posisi aset perseroan menjadi Rp10,46 triliun di 2014, atau naik 7,59 persen dari posisi Rp9,72 triliun di 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News