Illustrasi. Foto : AFP.
Illustrasi. Foto : AFP.

Perang Dagang Diprediksi Sampai Pemilu AS 2020, Intip Saham Favorit

Annisa ayu artanti • 03 September 2019 16:55
Jakarta: Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memprediksi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok akan terus berlangsung hingga pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2020.
 
Akibatnya, pasar saham dan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan akan terus tertekan. Pergerakan IHSG pun tidak akan bisa menembus level 7.000.
 
"Proyeksi hingga akhir tahun kami berada di 6.550. Ini merupakan titik kritis indeks sebetulnya, karena tahun ini sudah empat kali gagal tercapai," kata Nico kepada Medcom.id, Selasa, 3 September 2019.

Mengenai perang dagang, Nico menjelaskan, kabar terbaru datang dari Tiongkok. Pemerintah Tiongkok mengadu kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait dengan tarif impor yang diterapkan Amerika Serikat.
 
Amerika Serikat mulai memberlakukan tarif impor 15 persen untuk barang-barang dari Tiongkok seperti, jam tangan pintar, televisi, dan alas kaki per 1 September 2019 lalu.
 
Pada saat bersamaan, Tiongkok pun membalasnya dengan mengenakan tarif baru untuk minyak mentah Amerika Serikat. Ini kali pertama minyak mentah diikutkan dalam perang dagang.
 
Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan kepada WTO tarif baru ini melanggar kesepakatan antar dua negara tersebut di Osaka, Jepang.
 
"Tiongkok sekali lagi mengajukan keluhan kepada organisasi perdagangan dunia terkait dengan tarif Amerika Serikat yang diberikan terhadap Tiongkok," jelas Nico.
 
Dari kondisi tersebut, Nico melihat, kesepakatan perang dagang semakin sulit diraih. Tekad Tiongkok untuk memerangi perang ekonomi dengan Amerika Serikat itu semakin menjadi. Bahkan, lebih kuat, lebih tegas, terukur, dan sangat ditargetkan.
 
"Kondisi kesepakatan dagang mungkin akan berlangsung lama, karena Tiongkok menunggu hingga election 2020, tahun depan," sebut Nico.
 
Namun, lanjut Nico, pelaku pasar dan investor sudah mulai terbiasa dengan kondisi tersebut. Nico masih merekomendasikan sektor-seltor saham yang dianggapnya masih cuan.
 
Ia menyebutkan, saham-saham emiten lapis kedua atau ketiga seperti PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk PT (TPIA) bisa menjadi pilihan investor. Selain itu, saham emiten rumah sakit juga bisa menjadi pilihan karena fokus pemerintah di tahun mendapatang adalah pemerataan kesehatan.
 
"Tapi kembali lagi, potensi cuan itu tergantung bagaimana kita melihatnya. Karena ada supply and demand di sana," pungkas Nico.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan