"Di kuartal IV memang profit tapi kita sedang diaudit terkait Sriwijaya karena kerja sama diakhiri jadi management fee akan ada impairment," kata Pelaksana Tugas Direktur Utama Garuda Indonesia Fuad Rizal dalam paparan publik di Garuda Management Building, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Jumat, 27 Desember 2019.
Fuad menjelaskan Garuda mencoba memperlebar margin dengan menaikkan tarif tiket penerbangan ke level batas atas dari sebelumnya level menengah. Dari sisi produksi, Garuda memangkas penerbangan sebanyak tiga kali untuk mengurangi pemakaian fuel sebesar 12,9 persen di kuartal III-2019.
"Yang dilakukan Garuda grup mencoba untuk memperlebar margin kita, dengan cara menaikkan level TBA (tarif batas atas). Dan kita tetap mencatatkan efesiensi dari bahan bakar," tuturnya.
Meski kinerja perseroan mengalami penyusutan, Fuad mengklaim kepercayaan pemilik saham mulai meningkat. Hal ini terbukti dari harga saham perusahaan berkode emiten GIAA ini bertahan di kisaran Rp500 per lembar saham.
"Sekarang mulai ada confidence terhadap Garuda event dengan kejadian kemarin, harga saham masih bertahan di kisaran Rp500 per saham," tambah dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id