Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengungkapkan posisi Dirut Bank Mandiri cukup penting sehingga harus benar-benar diisi orang-orang yang memiliki kompetensi dan rekam jejak di sektor keuangan perbankan.
"Saya tidak bisa menyebut nama dan tidak berurusan dengan orang per orang. Tapi minimal, siapa pun yang ditunjuk, bukan orang-orang politik, bukan orang-orang berlatar belakang tidak jelas. Artinya ini kan mengelola bank, mestinya di lingkungan Himbara kan pasti banyak walaupun enggak harus Mandiri," ujarnya saat dihubungi Media Indonesia, Minggu, 27 Oktober 2019.
Menurutnya, peluang terjadinya intervensi politik dalam menentukan direksi di BUMN mungkin terjadi karena tidak berjalannya Merit Sistem, yakni kebijakan dan manajemen SDM yang berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar
"Mestinya di masing-masing BUMN itu kan ada manajemen talent atau SDM. Selama ini mereka hanya berkuasa sampai manajer. Setiap urusannya direksi, itu sudah urusan politik. Makanya kasak-kusuk gak karuan. Di situlah peluang untuk terjadinya intervensi politik," ungkapnya.
Saat ini perbankan juga harus siap menghadapi tantangan ekonomi yang sangat berat, seperti potensi gagal bayar dari perusahaan-perusahaan, serta ancaman fluktuasi dan resesi ekonomi global.
"Nah, kalau gagal bayarnya banyak yang menjadi nasabah Mandiri kan harus ada manajemen risiko, antisipasi yang harus dipersiapkan. Jadi orang-orang yang tahu betul kondisi seperti itu yang harus dipilih jadi Dirut Bank Mandiri," katanya.
Menurut Enny, Dirut-Dirut Bank Himbara yang menjadi salah satu leading sektor di perbankan harus punya visi dalam memitigasi dan mengantisipasi potensi terjadinya resesi ekonomi.
"Karena Bank Mandiri adalah bank yang besar, kalau di Himbara mungkin asetnya tiga besar, kalau sampai salah kelola di Bank Mandiri, itu akan berdampak sistemik," pungkasnya.
Menanggapi hal yang sama, Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah tidak bisa menebak siapa yang akan menggantikan Kartika Wirjoatmodjo sebagai Direktur Utama Bank Mandiri.
"Kalau bicara pergantian direksi BUMN, tidak pernah bisa ditebak. Terutama untuk BUMN besar seperti Mandiri dan Pertamina. Bahkan untuk BUMN besar seperti Mandiri, seringkali pejabat Kementerian BUMN selevel deputy menteri tidak bisa memastikan siapa yang akan jadi direksi," ungkapnya.
Menurutnya, pola tersebut masih akan sama meskipun Menteri BUMN telah berganti.
"Oleh karena itu, kita akan sangat sulit menebak siapa yang menggantikan (Kartiko). Bisa dari luar Mandiri, bisa dari dalam Mandiri," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News