"Total kontrak itu terdiri atas proyek pemerintah 30,7 persen, BUMN sebesar 56,3 persen, dan 12,8 persen proyek swasta," jelas Direktur Utama Waskita Karya, M Choliq, dalam siaran persnya, Selasa (29/3/2016).
Waskita Karya, menurut Choliq, terus berinovasi dengan melebarkan bisnis perseroan dalam sektor industri lainnya, seperti investasi jalan tol, precast, realty, dan energi.
Pada 2015, manajemen memperoleh beberapa proyek besar, seperti proyek jalan tol Solo-Ngawi sebesar Rp3,6 triliun, dan juga sedang mengerjakan dua paket proyek transmisi 500 KV di Sumatera dengan nilai kontrak masing-masing Rp3,5 triliun dan Rp2,5 triliun.
Kemudian, proyek Superblock Frontage di Surabaya dengan nilai Rp1,5 triliun, proyek jalan tol Bakauheni Terbanggi Besar di Lampung senilai Rp2,4 triliun dan proyek jalan tol Ngawi-Kertosono Rp1,3 triliun.
Posisi aset perseroan pun menjadi Rp30,3 triliun per Desember 2015, atau tumbuh 141,66 persen bila dibanding aset sebesar Rp12,5 triliun di 2014. Dengan tingkat ekuitas yang tumbuh 250,9 persen menjadi Rp9,7 triliun di akhir 2015, bila dibanding ekuitas sebesar Rp6,9 miliar di tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
