Ilustrasi. (FOTO: Medcom.id/M. Rizal)
Ilustrasi. (FOTO: Medcom.id/M. Rizal)

Danareksa Sekuritas Tangani 2 Anak Usaha BUMN IPO

Dian Ihsan Siregar • 22 Desember 2017 15:44
Jakarta: PT Danareksa Sekuritas telah memperoleh mandat untuk menjadi penjamin pelaksana emisi efek (underwriter) dari dua anak perusahaan BUMN yang berminat melantai di pasar modal Indonesia pada 2018.
 
"Kami telah mendapat mandat untuk menjadi penjamin emisi efek dari dua anak usaha BUMN sektor jasa,"kata Managing Director Danareksa Sekuritas Boumediene Sihombing, ditemui di Gedung BEI, SCBD Sudirman, Jakarta, Jumat, 22 Desember 2017.
 
Kedua anak usaha BUMN ini, menurut dia, bakal menggunakan laporan keuangan 2017 yang telah diaudit, dan hasilnya akan dijadikan prospektus. Hal itu guna memperoleh izin efektif penerbitan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Waktu realisasi IPO, Boumediene menyatakan akan terlaksana di kuartal II-2018.‎ "Jadi kemungkinan kedua anak usaha BUMN itu akan ke pasar pada kuartal II 2018," jelasnya.
 
‎Pada tahun ini, Kementerian BUMN telah mengantarkan empat anak usaha perusahaan pelat merah untuk melantai di pasar modal Indonesia. Keempatnya, yakni PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI), PT PP Presisi Tbk (PPRE), PT Wika Gedung Tbk (WEGE), dan terakhir PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM).
 
"Masih ada lima yang lain yang carry over (dibawa IPO tahun depan), beberapa tambahan dari grupnya PT Pembangunan Perumahan (PTPP)," kata Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro pada akhir November 2017 lalu.
 
Anak usaha yang berminat IPO, bilang Aloy, sedang menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2018. Alhasil, Kementerian BUMN masih mengumpulkan data dari beberapa deputi.
 
Sebenarnya, lanjut dia, sembilan anak usaha berencana IPO di tahun ini, tapi yang diprediksi bisa terjadi hanya empat perusahaan.‎ Sembilan anak usaha yang IPO, sebelumnya diprediksi bisa meraih dana segar Rp21 triliun. Salah satu hambatan anak usaha tidak terealisasi menjalankan IPO adalah persiapan waktu yang lama, yang akhirnya tidak rampung di akhir tahun ini.
 
Selama 2018, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio pernah menyatakan, dirinya sangat optimistis bisa merangkul lebih dari 35 perusahaan untuk menjadi emiten pada 2018. Sebab, ada potensi-potensi bagus yang‎ bisa dicapai pada tahun depan.
 
"Saya percaya bisa di atas 35 emiten dan ada potensi-potensi bagus. Meski target kita tetap 35 emiten‎," kata Tito belum lama ini.
 
Memang, bilang Tito, sepanjang 2018 merupakan tahun‎ politik. Meski demikian, keadaan itu tidak memberikan dampak buruk bagi perusahaan untuk tidak jadi melantai (IPO) di tahun depan. "Insyaallah iya (lebih ramai), enggak ada hubungan dengan election‎," tutur Tito.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan