"Dari penjualan tower dan right issue sebesar Rp10-11 triliun, dana itu akan membayar utang. Keduanya kita bisa peroleh di tahun ini," kata Chief Financial Officer (CFO) XL Axiata Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin, ditemui di Menara Prima, Jakarta, Selasa (29/3/2016).
Manajemen XL Axiata bersama PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) baru saja menjalankan Perjanjian Pembelian Aset atau Asset Purchase Agreement (APA). Protelindo telah dinyatakan sebagai pemenang dari proses tender yang diselenggarakan XL untuk penjualan 2.500 menara telekomunikasi, dengan nilai pembelian Rp3,568 triliun.
Bahkan, sebelumnya perseroan telah menjalankan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dengan melepas sebanyak-banyaknya 2,75 miliar lembar saham. Dana sebanyak USD500 juta akan digunakan untuk membayar utang.
Dengan bayar utang sebesar Rp11 triliun, maka XL bisa menghemat pembayaran bunga per tahunnya sebesar 6,5 persen dari total utang sebesar Rp26,953 triliun. Utang itu akan jatuh tempo sampai 2022.
"Dengan adanya itu Debt Equity Ratio (DER) kita terjaga, dari 1,6 persen akan menjadi satu persen setelah menjual tower dan rights issue untuk bayar utang," tutup Adlan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News