Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan di keterbukaan informasi BEI, Selasa, 18 Februari 2020, laba tersebut terkerek lantaran meningkatnya penjualan produk perseroan.
Emiten berkode SIDO mencatat penjualan sepanjang 2019 sebesar 11 persen dari Rp2,76 triliun menjadi Rp3,07 triliun.
Adapun rincian penjualan tersebut adalah penjualan jamu herbal dan suplemen meningkat 11,93 persen dari Rp1,84 triliun pada 2018 menjadi Rp2,06 triliun pada 2019.
Lalu, penjualan makanan dan minuman mencatat sepanjang 2019 sebesar Rp886,23 miliar, atau naik 8,14 persen dari capaian 2018 yang sebesar Rp819,5 miliar.
Sedangkan penjualan untuk produk farmasi SIDO mencatat sebesar Rp117,24 miliar pada 2019 meningkat sedikit dari capaian 2018 yang sebesar Rp100,17 miliar.
Kinerja penjualan tersebut dapat menekan beban pokok penjualan yang mengalami kenaikan tipis dari Rp1,34 triliun pada 2018 menjadi Rp1,39 triliun pada 2019.
SIDO mencatat ekuitas perusahaan per 31 Desember 2019 mencapai Rp3,06 triliun, naik dari sebelumnya pada 31 Desember 2018 sebesar Rp2,9 triliun.
Sementara liabilitas sebesar Rp472,19 miliar, juga meningkat dari sebelumnya senilai Rp435,01 miliar. Total aset SIDO pada 2019 sebesar Rp3,54 triliun, naik dari sebelumnya Rp3,34 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News