"Itu sedang kita rencanakan. Saya yakin dalam dua hingga tiga tahun ke depan insyaallah kita bisa ajukan ke RUPS untuk mendapat persetujuan IPO sambil kita pelan-pelan memperbaiki kondisi keuangan kita, terutama di neraca kita," kata Direktur Utama PT Djakarta Llyod, Suyoto, dalam bincang media di Gedung Sinergi 8 Kementerian BUMN, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis, 29 Agustus 2019.
Suyoto mengakui rencana tersebut bukan pekerjaaan mudah untuk direalisasikan. Maklum, perusahaan pelat merah bidang perkapalan ini nyaris bangkrut dan menunggak utang hingga ratusan miliar kepada para kreditur.
"Agak susah memang untuk IPO. Makanya sekarang kita memperbaiki laporan keuangan kita karena beban masa lalu. Kita masih ada pembayaran dan PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang), kita juga masih banyak akumulasi kerugian," tuturnya.
Total PKPU Djakarta Lloyd hampir Rp400 miliar. Dalam kesepakatan PKPU sebelumnya, perusahaan diwajibkan untuk membayar utang selama 13 tahun. Tahun ini merupakan tahun pertama Djakarta Lloyd mengangsur pembayaran PKPU.
"Tahun ini bayar tahun pertama, sudah dua kali dibayar karena pembayarannya per triwulan. Itu sudah kita cover, dananya kita cadangkan setiap tahun," jelas dia.
Terkait rencana IPO, Suyoto mengaku aksi itu sudah disisipkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaaan (RJPP). RJPP itu pun sudah diajukan ke Kementerian BUMN.
"Tahun ini kita sudah ajukan."
Perseroan bakal melepas maksimum 30 persen sahamnya ke publik. Dana yang terkumpul itu nantinya bakal digunakan perusahaan untuk menambah modal kerja.
"Untuk nambah modal kerja. Kita kan bergerak di shipping (bisnis perkapalan), pasti (dananya) untuk menambah armada," pungkas Suyoto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News