Ledakan bom dan baku tembak antara kepolisian dan para teroris diprediksi memberikan dampak besar bagi perusahaan kopi asal Amerika Serikat (AS). Di mana Starbucks memutuskan untuk menutup seluruh gerainya yang berada di Jakarta.
Starbucks yang notabene milik perseroan ini membuat saham MAPI anjlok 3,25 persen atau 130 poin ke posisi Rp3.870 dibandingkan penutupan perdagangan kemarin yang bercokol di Rp4.000.
Analis Pefindo, Guntur Tri Haryanto menguraikan, penurunan harga saham MAPI terikat dengan aksi bom di Sarinah.
"Sepertinya ada hubungan. Terlebih lokasinya di lokasi Starbucks yang merupakan salah satu jaringan ritel MAPI dan dilakukan penutupan untuk jaringannya di Jakarta. Selain itu, juga ada penutupan di pusat-pusat perbelanjaan di mana MAPI memiliki berbagai jaringan ritel lain," ujar Guntur, saat dihubungi wartawan, Kamis (14/1/2016).
Dalam jangka pendek, dikatakan Guntur, akan memberikan impact yang besar bagi bisnis MAPI. Karena, masyarakat akan lebih menghindari untuk berpergian ke pusat perbelanjaan yang menjadi target aksi teror.
"Turun bisnisnya, karena efek psikologi untuk orang lebih berhati-hati berada di pusat keramaian maupun kedai-kedai kopi dan makanan. Tentunya pendapatan perseroan akan turun juga," urainya.
Analis First Asia Capital, David Sutyanto pun sepakat, bom Sarinah akan melemahkan kinerja bisnis MAPI. Jika penurupan gerai dilakukan hanya hitungan hari saja, maka saham MAPI bisa rebound kembali.
"Bukan hanya Strarbucks, potensi pengunjung mal juga akan turun. Sedangkan tenant MAPI banyak di mal. Tapi jika hanya beberapa hari ya bisa rebound. Lagi pula MAPI ada sentimen jelek dari USD. Saya perkirakan laju saham MAPI hingga akhir perkan ini akan berada di batas bawah 3.650, sedangkan batas atas Rp4.000," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News