Ilustrasi (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Ilustrasi (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Harga Saham BUMN Tambang Terpengaruh Dua Kebijakan Pemerintah

Dian Ihsan Siregar • 23 September 2017 11:03
medcom.id, Jakarta: Gerak saham dari perusahaan tambang milik pelat merah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami penurunan yang cukup signifikan di sepanjang September ini. Penurunan banyak dikarenakan sentimen negatif dari dua kebijakan pemerintah.
 
Dua kebijakan pemerintah itu terkait wacana pembatasan margin keuntungan batu bara yang berdampak pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) dan PT Timah (Persero) Tbk (TINS), serta kenaikan harga jual gas bumi dari ConocoPhillips Indonesia Grissik Ltd (COPI) yang berdampak pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS).
 
Mengacu data Yahoo Finance, saham Bukit Asam hingga penutupan perdagangan saham Jumat 22 September 2017, mengalami penurunan 150 poin (1,44 persen) ke posisi Rp10.275 per saham, padahal posisinya sempat berada di Rp12.375 per saham di akhir Agustus 2017.

Saham perusahaan emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) mengalami penurunan di perdagangan hari kemarin menjadi Rp675 per saham. Padahal posisinya sempat di posisi Rp740 per saham di akhir Agustus 2017.
 
Sedangkan saham TINS makin terpuruk ke posisi Rp880 per saham di akhir penutupan perdagangan bursa kemarin. Akhir Agustus 2017 lalu, saham perseroan masih berada di posisi Rp1.075 per saham.
 
"Memang kondisinya kan seperti itu. Sekarang coba di cek saja, harga komoditas batu bara di luar lagi tren naik. Kok, saham-saham batu bara dan tambang kita dari BUMN malah turun. Saham-saham coal di sana naik. Apa tidak aneh kondisinya seperti itu. Itu karena dua kebijakan itu," kata Reza, kepada Metrotvnews.com, seperti diberitakan Sabtu 23 September 2017.
 
Reza mengaku, tidak ada faktor lain yang membuat saham perusahaan tambang mengalami penurunan yang signifikan di sepanjang September tahun ini. "Selain kedua itu tidak ada lagi yang membuat saham BUMN tambang turun," papar Reza.
 
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Heldy Arifien menuturkan, saham BUMN tambang saat ini sudah berada pada puncak harga. Sehingga, saham BUMN tambang mengalami penurunan yang cukup signifikan di sepanjang September saat ini. Harga batu bara belakangan ini mengalami fluktuatif, yang akhirnya memberikan dampak yang besar bagi perusahaan tambang batu bara.
 
"Meski begitu, koreksi itu hal yang wajar di tengah anomali pergerakan harga acuan tambang yang cenderung momentum. Adaro Energy dan Bukit Asam justru sudah masuk fase akumulasi jika pendek dan menengah. Saham-saham mereka sudah mulai recover," pungkas Heldy.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan