Adapun pendapatan bersih yang naik tipis tersebut memberikan efek bagi laba bersih perseroan yang tumbuh hanya 7,6 persen dari Rp2,9 triliun menjadi Rp3,1 triliun di kuartal I-2016.
"Di tengah penurunan kinerja industri sebesar 5,9 persen pada kuartal pertama di 2016 serta situasi ekonomi yang masih melemah, Sampoerna berhasil mempertahankan kepemimpinannya di pasar industri rokok Indonesia dengan menguasai 34,1 persen pangsa pasar," kata Direktur Utama HM Sampoerna Paul Janelle, ditemui usai RUPST tahun buku 2015 perseroan, di The Energy Tower, SCBD Sudirman, Jakarta, Rabu (27/4/2016).
Posisi beban pokok penjualan perseroan menjadi Rp16,26 triliun per 30 Maret 2016, atau tumbuh tipis dari periode yang sama 2015 sebesar Rp16,09 triliun. Dengan posisi pendapatan bersih Rp21,9 triliun, maka laba kotor perseroan menjadi Rp5,65 triliun di kuartal I-2017. Laba sebelum pajak mengalami kenaikan, dari Rp3,87 triliun menjadi Rp4,15 triliun triliun di akhir Maret 2016.
Sementara itu, total aset perseroan menjadi Rp47,72 triliun di kuartal I-2016, bila dibanding aset Rp38,01 triliun di akhir 2015. Dengan posisi ekuitas dan liabilitas masing-masing menjadi Rp35,15 triliun dan Rp12,56 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News