Jakarta: Entitas anak PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (Wika Gedung) menargetkan kontrak pembangunan properti hingga Rp16 triliun pada 2018. Jumlah tersebut terdiri atas kontrak baru Rp8 triliun dan kontrak bawaan atau carry over sebesar Rp8 triliun.
"Kami sasar kurang lebih Rp16 triliun di 2018," ujar Direktur Utama Wika Gedung Nariman Prasetyo, usai pencatatan saham perdana Wika Gedung, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 30 November 2017.
Nariman menuturkan, kontrak tersebut akan menyasar proyek di sektor pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar 60 persen. Sementara 40 persen sisanya menjadi porsi proyek swasta.
Hingga Oktober 2017, kontrak baru Wika Gedung mencapai Rp6,2 triliun sehingga total kontrak perseroan saat ini menjadi Rp11,8 triliun. Terdiri atas kontrak baru senilai Rp6,2 triliun dan kontrak bawaan tahun lalu sebesar Rp5,6 triliun.
"Untuk pasar pemerintah kami masuk low cost housing, lalu ke bandar udara, lalu beberapa proyek pinjaman. Sedangkan swasta kebanyakan pelanggan berulang yang memberikan pekerjaan sebelumnya," tutur dia.
Beberapa proyek kontrak baru yang telah diperoleh antara lain Apartemen Arandra Residences Jakarta, Hotel & Resort Pullman Mandalika Lombok, Apartemen Grand Ostello Jatinangor, Rumah Sakit Pelabuhan Palembang, Tamansari Urbano Bekasi, Transmart Sldoarjo, Trans Studio Cibubur, Jakarta lntemational Equestrian Park Pulomas Jakarta Timur, Gedung Mabes Polri Sisi Barat, dan Gedung Telkom Manyar.
Kemudian Apartemen Tamansari Iswara di Bekasi, Stasiun LRT Jakarta Koridor 1 Jakarta, Apartemen B Residence, Relokasi Rumah Dinas TNI AU-Halim, Transmart Jember, serta Pembangunan Rumah Susun Sewa Banten, Jabar, dan DKl Jakarta.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id