PT Timah Terbitkan Obligasi Rp1,2 Triliun Berkupon hingga 9,25%. (FOTO: MTVN/Dian Ihsan Siregar)
PT Timah Terbitkan Obligasi Rp1,2 Triliun Berkupon hingga 9,25%. (FOTO: MTVN/Dian Ihsan Siregar)

PT Timah Terbitkan Obligasi Rp1,2 Triliun Berkupon hingga 9,25%

Dian Ihsan Siregar • 24 Agustus 2017 13:05
medcom.id, Jakarta: PT Timah (Persero) Tbk (TINS) bakal menerbitkan obligasi lewat mekanisme Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi I tahap I sebesar Rp1,2 triliun. Penerbitan itu merupakan bagian dari rencana penerbitan obligasi I yang mencapai Rp2,1 triliun.
 
Sejalan dengan penerbitan, manajemen juga menawarkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I dengan target sisa imbalan ijarah sebanyak-banyaknya Rp300 miliar yang merupakan bagian dari rencana sebesar Rp700 miliar.
 
Selaku penjamin pelaksana emisi efek, Direktur Bahana Securities, Andi Sidarta menyatakan, jika obligasi berkelanjutan I tahap I ini terdiri dari dua seri yakni seri A berjangka 3 tahun dengan tingkat suku bunga 8,5-9 persen per tahun, serta seri B berjangka lima tahun tingkat suku bunganya 8,75-9,25 persen per tahun.

"Sementara sukuk ijarah tahap I juga terdiri dari dua seri yakni ser A berjangka 3 tahun dengan bunga 8,5-9 persen per tahun dan seri B 5 tahun 8,75-9,25 persen per tahun," kata Andi, ditemui dalam acara Due Diligence Meeting & Public Expose PUB Obligasi I tahap I Tahun 2017 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2017, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Kamis 24 Agustus 2017.
 
Masa penawaran awal dilakukan 24 Agustus-6 September 2017 dan masa penawaran umum 20, 22, dan 25 September 2017 dengan perkiraan pencatatan di BEI pada 2 Oktober 2017. Pefindo memberikan peringkat idA+ untuk obligasi ini. Sebagai penjamin pelaksana emisi Bahana Sekuritas, BNI Sekuritas, Danareksa Sekuritas, DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan Mandiri Sekuritas dengan wali amanat BNI.
 
Direktur Utama Timah Mochtar Riza Pahlevi Tabrani menyatakan, dana hasil penerbitan obligasi setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan perseroan sebesar 70 persen untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) yang terdiri dari rekondisi alat produksi, peningkatan kapasitas produksi yang meliputi pengadaan kapal isap produksi (KIP), pengadaan kapal penambangan laut teknologi tepat guna, pengadaan peralatan ausmelt dan fuming, kegiatan eksplorasi dan pembukaan tambang besar.
 
"Sedangkan sisanya, sebesar 30 persen akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang jangka pendek yang berasal dari fasilitas kredit modal kerja," jelas Riza.
 
Adapun dana hasil emisi sukuk ijarah setelah dikurangi biaya emisi ajan digunakan seluruhnya oleh perseroan untuk rekondisi peralatan produksi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan